BANGKALANTIMES - Minimnya budaya baca-tulis di Kabupaten Bangkalan menjadi hal yang paling krusial di kabupaten ujung barat Madura.
Seperti yang disampaikan oleh Mundiro Lailatul saat mengisi bincang santai di komunitas pendekar literasi, spesial momen Hari Kartini dan Hari Buku Dunia.
Baca Juga : Perayaan Keberagaman Terangkum dalam Video Musik Single Kedua IGMO Bertajuk "Awesome"
Dia menyebutkan, bahwa di Bangkalan sangat krisis dalam budaya baca-tulis. Oleh sebab itu pihaknya mengajak para pemuda khusus perempuan (kartini masa kini, red) harus menjadi pelopor dalam membudayakan baca-tulis.
"Pemuda Bangkalan masih sangat minim suka baca tulis dan masih sangat kalah sama Madura bagian timur," ucapnya dihadapan para pemuda Pendekar Literasi dan Kartini Milenial, Sabtu (1/5/2021).
Selain itu, dosen muda itu juga menyinggung, bahwa keberadaan Pendekar Literasi ini harus dilirik oleh orang nomor satu di Bangkalan, yakni Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron.
"Kita lihat saja, kalau bicara literasi, kita ini sangat jauh dibandingkan dengan kabupaten ujung timur di Madura. Makanya bupati dan Dinas Pendidikan harus melirik gerakan pemuda ini," tegasnya.
Sementara founder Pendekar Literasi Abdullah Sahuri mengatakan, digagasnya Pendekar Literasi ini memiliki tujuan untuk menghidupkan dunia literasi di Kabupaten Bangkalan yang dikenal Kota Dzikir dan Sholawat tersebut.
Pasalnya, di Bangkalan para pemudanya memang sangat lemah dalam bidang literasi, utamanya dalam dunia baca-tulis.
"Ini salah satu gerakan kami agar dunia literasi di Bangkalan hidup dan bisa bersaing dengan wilayah yang lain," ujarnya kepada BangkalanTIMES.
Baca Juga : Tingkatan Kualitas Pendidikan, Unisma Jalin Kerja Sama dengan Kedutaan Besar Afghanistan
Selain itu, aktivis muda Bangkalan ini juga menyebutkan, bahwa ke depan pihaknya mempunyai keinginan agar gerakannya ini bisa menjadi pemantik terhadap pemuda Bangkalan.
“Agar pemuda Bangkalan tidak hanya sibuk dengan dunia politik, sedangkan otaknya kosong,” ujarnya.
"Tapi, kami tidak bisa tanpa ada dukungan dari semua pihak, umumnya Pemkab Bangkalan," imbuh Abdullah.
Tema "The Millenial women's literacy of the nation's hope (Literasi Perempuan Millenial, Harapan Bangsa)"diangkat mengingat ketimpangan populasi antara perempuan dan laki-laki. Selain itu acara ini digagas dengan harapan agar perempuan juga bisa mengambil peran dalam segala hal, khususnya di bidang literasi.
"Perempuan ini kan, salah satu manusia yang nantinya akan menjadi induk bagi anak-anaknya. Istilahnya, perempuan cerdas maka anaknya akan ikut cerdas," pungkasnya.