BATUTIMES-Memasuki musim kemarau, kini wabah mata ayam yang melanda buah apel di Kota Batu mulai mereda. Akan tetapi, harga apel Batu dari petani mengalami kenaikan sejak awal bulan April 2021. Yakni Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per kilonya.
Salah satunya petani asal Kecamatan Bumiaji, Usman Hudi mengatakan, memasuki musim kemarau ini, hasil apel cukup membaik. Sebab, wabah mata ayam mulai berkurang. Hal itu juga berpengaruh pada nilai harga apel.
Baca Juga : Idul Fitri 2021, Apindo Kota Batu Imbau Perusahaan Bayar THR Tepat Waktu
"Apel yang dihasilkan bagus, jadi sangat berpengaruh pada naiknya harga apel," ujarnya, Rabu (27/4/2021).
Usman mengaku, dengan memasuki musim kemarau ini, pihaknya sangat diuntungkan dengan menghasilkan buah apel yang sangat bagus.
"Semoga harga apel nanti akan kembali normal sekitar lima bulan lagi," ujarnya.
Selain itu, Usman tidak perlu repot-repot mengeluarkan uangnya untuk melakukan perawatan lebih. "Kalau pada musim penghujan, kualitas apel yang dihasilkan sangat jelek. Karena muncul jamur dan mata ayam. Hal itu membuat pendapatan kami berkurang," ujarnya.
Jika dibandingkan beberapa tahun lalu, hasil produksi yang dihasilkan memang diakunya sangat menurun. Dikarenakan, sebagian ladangnya berkurang, akibat wabah mata ayam.
"Kalau saat ini, memang hasil panen kami berkurang. Dulu, dalam sehari kita mengangkut apel butuh satu truk. Kalau sekarang, butuh lima hari mengangkut apel dengan satu truk," ujarnya.
Baca Juga : Mudik Dilarang, Pasokan BBM di Kota Malang Dipastikan Tetap Aman
Di sisi lain juga, para petani mengalami kendali terkait persaingan pemasaran apel import. Kepala Dinas Pertanian Batu, Sugeng Pramono mengatakan, kerugian petani apel di musim penghujan bisa diganti saat musim kemarau.
"Petani apel di Kota Batu ada sekitar 2500 petani. Dan tidak semua petani menanam Apel Manalagi yang menjadi buah paling sering diserang mata ayam. Busuk buah yang terjadi di musim penghujan adalah hal yang biasa. Solusinya adalah penyemprotan, jika memungkinkan dilakukan secara rutin," ujarnya.
Diketahui, dari total 2500 petani apel yang terdampak mata ayam, sekitar 20 hingga 25 persen saja. Kemudian, produksi apel di Kota Batu terus menurun. Saat ini, tersisa sekitar 1100 Ha lahan pertanian apel di Kota Batu. Data dari Dinas Pertanian Batu, pada periode 2018 ke 2019 ada 600 Ha lahan pertanian apel yang beralih fungsi.