TULUNGAGUNGTIMES - Tak seperti di Indonesia yang penduduknya mayoritas muslim, di negara Hongkong tempat para TKW bekerja untuk menjalani ibadah puasa Ramadan merupakan sebuah tantangan. Seorang Tenaga Kerja Wanita asal Tulungagung, Chindy atau pemilik Akun Facebook Chynty Mueentul mengatakan menjalani puasa di negara beton ini tak semudah di kampung halaman. "Tidak semua majikan memahami agama dan kewajiban kita," kata Chindy, Rabu (21/04 /2021).
Menurut Chindy, puasa di Hongkong baginya berat. Pasalnya, jarang sekali bagi kebanyakan TKW bisa sahur karena selesai kerja sudah hampir tengah malam.
Baca Juga : Peringati Hari Kartini, Joker Digital Printing Bagi-Bagi Takjil kepada Tukang Becak
"Bagi majikan yang mengerti, tidak banyak masalah. Namun, bagi yang tidak paham untuk puasa harus sembunyi-sembunyi. Jarang yang bisa sahur seperti dirumah," paparnya.
Di antara teman-teman Chindy, hampir 50 persen yang menjalani puasa. Sisanya, banyak yang mengeluh kesulitan karena punya majikan yang sulit mengerti kondisi pembantunya.
"Bagi yang tau, kita orang Islam ada majikan yang menghormati dan bahkan memberikan kesempatan. Tapi bagi yang tidak paham, puasa itu apa mereka tidak mau tau," ungkapnya.
Apalagi di tengah pandemi Covid-19, selain kesulitan menjalani ibadah puasa para TKW menurut wanita asal Desa Balesono, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung ini juga banyak kesedihan.
"Banyak yang curhat ingin pulang, tapi tidak bisa meski ambil cuti lebaran ini. Jika bisa, ya balik seterusnya atau tidak bisa lagi kembali kerja kesini. Itu kan pilihan sulit, makanya para teman-teman hanya bisa saling curhat," jelasnya.
Baca Juga : Pemkot Surabaya Sodorkan Opsi Skema Baru Tarif Retribusi Stadion GBT
TKW yang pernah viral karena dipameri burung pria tak bertanggung jawab ini juga turut sedih atas sulitnya kembali ke Indonesia. Ia mengaku sudah kangen pada keluarga di tanah air dan ingin berlibur di kampung halaman.
"Rindu sekali dengan keluarga dan teman di Indonesia, namun kondisi Covid-19 ditambah berita di kampung halaman tidak diperkenankan mudik maka bertahan adalah satu-satunya pilihan," imbuhnya.
Chindy sendiri mengaku berpuasa meski tidak bisa aktif setiap hari. Ia selalu mengajak teman sesama TKW terdekat dengan tempatnya kerja untuk ke kedai sambil ngobrol dan menikmati buka puasa bersama.