MALANGTIMES - Syiar Ramadan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang sesi kelima di gelar. Mengambil tema "amalan yang dapat menghidupkan hati yang sekarat" syiar ramadan diisi oleh Dr KH Sudirman Nahrawi. Sudirman membeberkan obat untuk menghidupkan hati yang sekarat.
Dijelaskannya, obat tersebut terdapat beberapa hal seperti halnya filsafat yang diambil dari Wali Songo. Pertama, bertepatan dengan momentum bulan Ramadan, hendaknya untuk membaca Alquran bersama dengan memahami maknanya.
Baca Juga : Jaring Pelanggan di Bulan Ramadan, PSK Diciduk Satpol PP Kota Malang
"Kalau istilah Wali Songo, moco alquran dengan mengangan-angan sak makna ne," jelasnya.
Kemudian, yang kedua adalah mengosongkan perut. Hal ini mempunyai makna untuk memperbanyak puasa sunah ataupun puasa wajib seperti halnya istilah Wali Songo. “Kudu weteng ingkang lue,” ujarnya.
"Yang ketiga adalah qiyamul lail. Kalau bahasa aslinya bangun malam. Tapi maksudnya salat wengi lakonono (salat malam lakukanlah). Entah itu salat tarawih, salat witir dan sebagainya. Mumpung ini bulan ramadan," terangnya.
Selanjutnya, yang keempat adalah merendahkan diri dihadapan Allah pada sepertiga malam. Dalam bahasa Wali Songo adalah 'dzikir wengi ingkang suwe' atau dzikir malam dengan penuh kekhusyukan.
"Dzikir yang lama, ingat Allah," ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, berkumpulah dengan orang saleh, menjadi obat menghidupkan hati yang sekarat. Hal ini berarti adalah seringlah bersilaturahmi dengan para ulama maupun para kiai.
"Kita minta doa, kita sowan ke orang-orang saleh. Sebagaimana dulu para sahabat. Doa sendiri bisa, tapi kenapa mereka sowan ke Rasulullah? Mereka ke sana, kemudian Rasul doakan saya. Jadi seringlah berkumpul dengan para ulama InsyaAllah hati yang sekarat akan sembuh," terangnya.
Baca Juga : Bantu Hidupkan UMKM Banyuwangi, KSOK Kenalkan Sepeda Onthel Tobos
Selain itu, tentunya harus mengosongkan hati dari sifat angkuh, sombong, iri hati maupun dengki. Belum cukup itu, rasa dendam, syirik, serakah hingga suudzon yang merupakan penyebab hati manusia menjadi sekarat juga harus dihilangkan dengan menggunakan obat hati.
"Jika ditinjau dari perspektif pendidikan, maka kita harus diobatinya dengan belajar. Dari segi psikologis tadi adalah bagaimana kita menjadi orang yang selalu sadar. Jangan gendeng-gendeng amat, amat aja nggak gendeng amat . Selanjutnya dari segi tasawuf, pendekatan diri kepada Allah, dan terakhir adalah perspektif filsafat yang saya ambilkan dari Wali Songo tadi," pungkasnya.