INDONESIATIMES- Pada umumnya, seorang pahlawan nasional dikenal berasal dari pribumi. Tetapi tidak dengan sosok 1 ini. Ada juga orang asing yang ikut berjuang untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Salah satunya yakni pahlawan Garut, Jawa Barat, bernama Yang Chil Sun.
Mengutip melalui akun TikTok @willyardan dijelaskan jika Yang Chil Sung merupakan pahlawan asal Korea Selatan yang ditakuti oleh Belanda. Yang Chil Sung dimakamkan di Makam Pahlawan Tenjolaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.
Baca Juga : Wujud Live Action The Powerpuff Girl Akhirnya Rilis, Ini Dia First Look-nya setelah Dewasa
Begitu besar jasanya semasa hidup dalam ikut berjuang bersama masyarakat Garut melawan Belanda. Yang Chil Sung lahir pada tahun 1919.
Ketika Jepang menjajah Korea, Yang Chil Sung dipaksa menjadi tentara Jepang dan berganti nama Yanagawa Sichisci. Tugas Yang Chil Sung saat itu yakni menjaga tawanan perang di Bandung pada tahun 1942.
Setelah akhirnya Korea merdeka tahun 1945, ia memilih untuk tidak pulang. Hingga akhirnya pergi ke Garut dan bergabung dengan tentara pribumi untuk melawan penjajah di Wanaraja.
Ia lantas berganti nama Indonesia sebagai Komarudin. Komarudin menikah dengan perempuan asal Garut. Ia lalu memeluk agama Islam hingga akhirnya hidup bersama dengan masyarakat Garut.
Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai tentara yang ahli membuat bom. Dengan kepiawaiannya, Komarudin membuat bom untuk merusak jembatan PTG atau yang kini dikenal sebagai jembatan jalan Perintis Kemerdekaan. Hasilnya, tentara Belanda tak bisa masuk ke Garut sehingga bisa dengan mudah dihalau pasukan Pangeran Papak.
Baca Juga : Viral Tiru Gaya Han Seojun, Akun TikTok Pria Tulungagung Ini Kebanjiran Viewer
Sayangnya, aksi Komarudin bersama 2 rekannya bernama Abubakar dan Usman harus berakhir di tangan Belanda. Mereka tertangkap di Gunung Dora, Kecamatan Sucinaraja, perbatasan Garut dan Tasikmalaya.
Komarudin saat itu masih berusia 30 tahun, perjuangannya harus berakhir tragis karena persembunyiannya dibocorkan pengkhianat. Ia akhirnya dieksekusi mati oleh Belanda pada 10 Agustus 1949 .
Secara resmi negara mencatat namanya sebagai pahlawan Kemerdekaan Indonesia. Komarudin meninggalkan seorang anak yang bernama Edi Jawan yang saat itu masih berusia 1 tahun.