INDONESIATIMES- Papua memang dikenal dengan populasi masyarakat non muslim. Namun fakta sebaliknya menunjukkan bahwa masyarakat Islam di Papua sudah terbentuk sejak tahun 1512.
Hal ini menunjukkan bahwa muslim di wilayah tersebut tidak saja berusaha mempertahankan tradisi mereka, tetapi juga senantiasa mempertahankan harmoni beragama dengan umat lain. Sikap ini tidaklah muncul secara spontan, ada perjalanan sejarah yang panjang sehingga mereka bisa hidup berdampingan dengan yang lain sebagai sebuah keluarga.
Baca Juga : Terdampak Gempa di Kabupaten Malang, Ratusan Rumah di Blitar Rusak dan Belasan Orang Luka
Bagi suku-suku di Papua, ketika Islam diterima sebagai status agama, salah satu faktor penting penerimaan keyakinan itu yakni prinsip Islam yang memandang manusia atas dasar persaudaraan dan kesamaan. Ini kemudian membuat Islam diminati dan memperoleh simpati dari warga Papua.
Menurut peneliti dan antropolog Belanda Van der Leeden, Islam masuk di daerah Raja Ampat saat daerah itu mendapat pengaruh dari Kesultanan Tidore di abad ke 13. Agama Islam tidak menyebar secara nyata dan meluas, kala itu hanya dianut oleh golongan-golongan penguasa tertentu di kalangan raja-raja.
Kemudian penyebaran agama Islam baru berlangsung bagi orang-orang Dani di daerah Walesi, Lembah Baliem sejak 1990 an. Pengaruh Islam terhadap penduduk Papua dalam hal kehidupan sosial budaya memperoleh warna baru.
Agama ini pun mengisi suatu aspek budaya mereka, karena sasaran pertama Islam hanya tertuju kepada soal keimanan dan kebenaran tauhid saja. Oleh sebab itu, pada masa dahulu, perkembangan Islam sangatlah lamban.
Tak hanya disebabkan pada saat itu tidak ada generasi penerus untuk terus mengeksiskan Islam di Pulau Papua, dan mereka pun tidak memiliki wadah yang bisa menampungnya. Namun perkembangan Islam di Papua mulai berjalan marak dan dinamis sejak berintegrasi dengan Indonesia.
Bahkan saat ini, mulai muncul pergerakan dakwah Islam, berbagai institusi atau individu-individu penduduk Papua sendiri atau yang berasal dari luar Papua yang mendorong proses penyebaran Islam yang cepat di seluruh kota-kota di Papua.
Tak cuma itu, hadir pula organisasi keagamaan Islam di Papua, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, LDII, dan pesantren-pesantren dengan tradisi ahlussunah waljama'ah.
Lantas suku mana sajakah yang mayoritas penduduknya beragama Islam? Berikut ulasannya dikutip melalui akun TikTok @stilldrelabbrax05:
Baca Juga : Tips Teknik Pengumpulan Data, Buat Penelitian Kamu Lebih Mudah
Dalam sebuah video, pria bernama Stilldre BlackPearl menjawab rasa penasaran warganet terkait Islam di Papua. "Suku apa di Papua yang mayoritas Islam kaks? #salam toleransi," tanya warganet @sulasela.
Melihat pertanyaan tersebut, Stilldre memberikan informasi terkait suku-suku mana saja yang penduduknya mayoritas Islam.
“Seperti yang pernah saya baca dan saya pelajari dan saya tahu, suku atau wilayah dimana orang muslim terbanyak yaitu di Kampung Walesi, Kabupaten Wamena,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan jika Walesi ini tercatat sebagai perkampungan muslim tertinggi di dunia. Selain ada pula pemukiman Islam di kawasan Raja Ampat daerah Misool lantaran dulu Sultan Tidore berkuasa disebagian besar wilayah tersebut.
“Kemudian di Fakfak, dan sampai hari ini masyarakat Fakfak saya acungkan jempol dan hormat sekali karena sangat menjaga toleransi antar umat beragama,” paparnya lagi.
Selanjutnya ada pula daerah Sorong Raya, Suku Kokoda warganya juga banyak yang beragama Islam.