KEDIRITIMES - Sudah setahun ini pandemi Covid - 19 melanda Indonesia, dampak ekonomi dan keuangan sangat dirasakan masyarakat di Indonesia. Pandemi Covid - 19 mengharuskan interaksi fisik harus dibatasi mengakibatkan perlambatan ekonomi masyarakat.
Walaupun pertumbuhan ekonomi melambat, namun pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital di Indonesia semakin bertambah pesat. Perkembangan teknologi belakangan ini telah banyak digunakan masyarakat yang mendorong pergeseran penggunaan transaksi tunai menjadi non tunai.
Baca Juga : Bagaimana Cara Mendapatkan Kartu Indonesia Pintar Kuliah?
Dengan pembatasan sosial yang dilakukan dan meningkatnya urgensi faktor contactless, cleanliness, health, safety and environment sustainablity (CCHSE), masyarakat kini cenderung lebih berhati-hati dan beralih ke segala sesuatu serba digital.
Secara tidak langsung hal tersebut mendorong lahirnya proses digitalisasi dalam segala bidang. Hal ini juga yang menjadikan paradigma tentang ekonomi dan pemasaran juga berubah, mulai dari proses produksi, distribusi, hingga pemasaran.
Seiring dengan terjadinya revolusi industri tersebut, kita selaku masyarakat secara tidak langsung tentunya harus mengikutinya, terutama bagi mereka yang menjalankan roda perekonomian dengan usaha rumahan, yang berskala kecil hingga menengah, alasannya karena hingga hari ini faktor ekonomi semua bergerak menuju digitaliasi ekonomi dengan menekankan kekuatan teknologi dan informasi.
Guna mengikuti serta mendukung atas era revolusi industri terbaru ini, Bank Indonesia , bersama dengan pemerintah, dan industri berkolaborasi, untuk hadir dan turut serta di tengah - tengah masyarakat melalui sejumlah teknologi pendukung yakni melalui transformasi digital QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard)
Yakni penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code. QRIS sendiri dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dengan mengusung prinsip CEMMUAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman dan Handal).
Quick Response Code Indonesian Standar atau QRIS sendiri sudah diluncurkan Bank Indonesia sejak 2020 lalu, sebagai alat pembayaran yang telah distandarkan. Sehingga masyarakat tak perlu lagi ribet menggunakan banyak aplikasi dompet digital untuk melakukan transaksi.
Menurut Rifky Aminudin salah satu pengguna QRIS mengatakan, penggunaan QRIS sangat mempermudah ia dalam bertransaksi, karena ia jarang membawa uang cash.
"Dengan QRIS ini akan lebih mudah dan aman. Karena ketika transaksi, akan muncul di rekening (total pembayaran)," terangnya.
Ditambahkan Rifky, dengan hadirnya QRIS ini, masyarakat dipermudah dalam hal transaksi pembayaran ini. Karena sebelumnya dalam pembayaran tersebut antara konsumen dan pelaku usaha harus dalam satu penyelenggara pembayaran yang sama.
Baca Juga : Buka Muskab Kadin, Bupati Trenggalek Berharap Ada Perbaikan pada Setiap Periode
"Dan keunggulan QRIS ini sendiri dapat digunakan di seluruh toko, pedagang, warung, parkir, tiket wisata, bahkan kegiatan sosial dengan sistem donasi," terang Rifky.
Sementara itu guna mempercepat dan memperluas digitalisasi daerah dalam penggunaan QRIS di masyarakat, Bank Indonesia memiliki program perkembangan QRIS 12 juta merchant, dengan dukungan sejumlah strategi, seperti QRIS komunitas yang bisa menyasar di lingkup pendidikan, pemerintah daerah, bahkan pasar tradisional dan warung sekalipun.
Khusus untuk Kabupaten Kediri, beberapa waktu lalu, menindaklanjuti Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Satgas P2DD untuk mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi di Kabupaten Kediri, serta mendukung upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Bupati Kediri telah menandatangani Surat Keputusan (SK) Bupati Kediri tentang Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).
Selain berbagai strategi tersebut di atas, untuk meningkatkan digitalisasi daerah, Bank Indonesia juga menggelar kegiatan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) tahun 2021 yang merupakan perhelatan dengan sasaran generasi millenial, seperti tik tok competition, photo competition, jingle competition, dan short movie competition.
Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya digitalisasi ekonomi dan keuangan, serta mendorong pengembangan inovasi dan keuangan digital (EKD) dalam mendukung upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Dengan hadirnya beragam strategi tersebut, diharapkan masyarakat dapat bersinergi dalam akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan digital sehingga pemulihan ekonomi nasional dapat segera tercapai.