MALANGTIMES - Banyak harapan muncul pada saat perayaan HUT ke 107 Kota Malang. Salah satunya dari kalangan akademisi, Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang Prof Abdul Haris.
Prof Abdul Haris mengatakan dengan tema besar Peduli dan Berbagi di usia ke 107 tahun Kota Malang, diharapkan bisa mencapai tiga hal. Tiga hal tersebut yakni, Kota Malang diharapkan bisa menjadi sebuah kota yang mengerucut sebagai Kota Pendidikan, Kota Pariwisata maupun Kota Santri.
Baca Juga : MoU dengan Lembaga Sensor Film, Unisma Bakal Terlibat Evaluasi Karya Film
Lalu mengapa tiga hal ini ?, lanjut Rektor UIN Maliki Malang Prof Abdul Haris, karena sesungguhnya harapan manusia sedunia adalah Malang. Banyak mahasiswa asing yang menempuh studi di Malang dan menyebarkan di berbagai perguruan tinggi.
"Salah satunya adalah UIN Malang. Di sini ada 490-an lebih mahasiswa asing," jelas Prof Haris.
Ketertarikan warga dunia untuk menuju Malang dan menempuh studi, selain karena UIN Malang, tentunya juga karena Kota Malang dikenal merupakan kota yang baik. Hal itu tentunya sebagai pertimbangan yang membuat mereka menuju ke Bumi Arema.
"Mereka jadi enjoy hidup di Malang, kotanya damai dan baik. Makanya Malang ini penting ada sinergitas perguruan tinggi, misalnya UIN dengan Kota Malang," ungkapnya.
Disampaikan Haris, jika menurut para mahasiswa asing Kota Malang adalah kota yang sangat sempurna. Terlebih lagi mereka yang berasal dari negara-negara panas dan tandus, mereka sangat senang berada di Kota Malang.
"Makanya kami harapkan Malang lebih baik lagi. Jangan pernah puas. Lebih baik lagi dalam berbagai hal. Baik penataan infrastruktur maupun yang lainnya harus benar-benar diperhatikan," bebernya.
Haris menyebut, jika potensi di Kayutangan sangatlah bagus dikembangkan. Kayutangan yang telah dikenal sejak dahulu perlu lebih diperhatikan dan harapannya bisa dibangkitkan lagi dalam upaya pemenuhan berbagai kebutuhan atau hal lainnya.
"Misalnya saja bisa untuk konsentrasi UMKM. Tapi jangan. Hanya di situ saja, namun di tempat lain juga bisa dikembangkan. Pariwisata juga begitu, pariwisata itu sangat luas, bukan hanya alam. Infrastruktur yang ada tentu bisa di desain sebagai wisata, mulai dari jalan maupun gedung-gedung," terangnya.
Baca Juga : Kalah 1 - 0 dari PSS Sleman, Persik Berada di Posisi Juru Kunci
Selain itu, Kota Malang sebagai kota santri, dijelaskan Haris jika pemerintah perlu untuk menggencarkan itu. Menurut Haris, dalam upaya pembangunan Kota Santri, bisa saja menyelaraskan dengan sektor pariwisata.
Dicontohkannya, di kawasan Jalan Ijen terdapat sebuah museum. Dari situ, di sekitarnya bisa saja dibangun Masjid besar yang mengundang jemaah dan yang tentu nantinya akan menambah manfaat positif pada sisi religius maupun sisi pariwisata yang karena banyaknya jamaah yang akan mampir ke museum.
"Ini menandakan bahwa Kota Malang peduli terhadap tempat ibadah. Apalagi di sini kan banyak juga pondok pesantren, sehingga sebagai kota santri," ujarnya.
Dalam membangun sebuah Kota, Haris juga menyampaikan jika dalam berfikir smart tidak harus linear, melainkan juga bisa simultan. Pembangunan infrastruktur harus sejalan dengan pembangunan SDM. Akan percuma bila infrastruktur dibangun namun SDM belum disiapkan.
"Makanya SDM harus dibina seiring pembangunan infrastruktur. Misalnya pembangunan entrepreneurship, anak-anak muda harus dibangkitkan itu," pungkasnya.