MALANGTIMES - Universitas Islam Malang (Unisma) menjadi salah satu dari 24 perguruan tinggi yang menandatangani nota kesepakatan dengan Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia. Unisma nantinya akan turut andil dalam mengevaluasi sebuah karya film lebih pada etika dan moral kelayakan sebuah film untuk ditampilkan kepada khalayak luas.
Rektor Unisma Prof Dr Maskuri MSi menjelaskan, evaluasi nantinya memang lebih pada bagaimana sebuah karya film tersebut mendukung budaya dan perkembangan peradaban, bukan malah mencederai budaya dan peradaban bangsa ini.
Baca Juga : Yuk Ikutan Kompetisi TikTok Piala Wali Kota Malang, Hadiah Puluhan Juta Rupiah
"Bisa dari sisi berpakaian, dari sisi konten atau isi (item evaluasi). Yang ditekankan justru adalah sebuah film yang membangkitkan cinta tanah air, membangkitkan sikap nasionalisme, ekonomi, kesehatan ataupun terkait lingkungan. Itu tema menarik yang untuk diangkat," terangnya, Kamis (1/4/2021).
Lebih lanjut dijelaskan, menggandeng perguruan tinggi dalam hal tersebut memang hal yang tepat. Sebab, perguruan tinggi tentunya memiliki sebuah paradigma keilmuan untuk bisa membaca kandungan nilai dalam film secara mendalam.
"Lembaga Sensor Film menggandeng 24 perguruan tinggi negeri maupun swasta, termasuk institut seni, untuk berpartner. Tapi lebih banyak malah lembaga pendidikan tinggi berbasis Islam. Kemarin juga hadir Menteri Koordinator Pengembangan Manusia dan Kebudayaan IndonesiaProf Muhadjir Effendy," terangnya.
Untuk tindak lanjutnya, Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto akan segara melakukan webinar dengan Unisma guna membahas poin-poin dalam kerja sama lebih konkret dan lebih detail lagi. "Jadi, kemarin ada enam poin yang disampaikan. Tapi nantinya masing-masing poin akan diterjemahkan lebih jelas lagi satu per satu sehingga kerja sama ini tidak hanya hitam di atas putih," terangnya.
Baca Juga : Dispendukcapil Pemkab Blitar Targetkan Program Salam Sak Jangkah Tuntas dalam 2 Tahun
Maskuri juga berharap, kerja sama dengan LSF nantinya juga mendukung implementasi progam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sehingga, para mahasiswa maupun akademisi perguruan tinggi nantinya bisa terlibat dan mengembangkan kepekaan maupun sikap kritis dalam melibat sebuah karya produksi film di Indonesia. "Bahkan (Unisma) juga siap akan menjadi trainer-trainer dari LSF yang terkait dengan lembaga sensor film ini," pungkasnya.