MALANGTIMES - Potensi tanah longsor di wilayah Kabupaten Malang bagian barat seperti Pujon, Ngantang dan Kasembon masih ada. Hal itu karena Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang menerima laporan bahwa curah hujan pada bulan Maret masih tinggi.
Hujan dengan intensitas tinggi terjadi pada Minggu (14/3/2021) sejak siang hari tadi. Beberapa pohon tumbang dan banjir terjadi di wilayah Kota Malang.
Baca Juga : Kawasan Kedawung Banjir, Masyarakat Gunakan Sebagai Kolam Renang Gratis
Di wilayah Kabupaten Malang sendiri sebenarnya juga menjadi langganan bencana tanah longsor. Akan tetapi dari laporan yang diterima media ini dari Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan, tidak ada bencana yang terjadi.
“Sampai saat ini Alhamdulillah nihil kejadian,” ungkap Sadono ketika dihubungi melalui telepon.
Namun, Sadono tetap memberikan imbauan kepada masyarakat bahwa hingga bulan April nanti harus tetap waspada karena curah hujan masih tinggi.
“Kalau di bulan Maret ini untuk curah hujan masih tinggi. Jadi masih ada potensi untuk longsor di wilayah Kabupaten Malang bagian barat yaitu Pujon, Ngantang, Kasembon,” terang Sadono.
Selain longsor, Sadono juga mengatakan, bahwa beberapa daerah seperti Desa Jombok dan Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang harus ekstra waspada karena terjadi tanah gerak.
“Yang ada di Desa Jombok sama Tulungrejo yang tanah gerak itu terus jadi perhatian kami,” ujarnya.
Upaya yang dilakukan BPBD Kabupaten Malang sendiri yakni telah memberikan imbauan kepada masyarakat sekitar tanah gerak agar mengungsi. Hal itu karena hujan tidak bisa diprediksi, dan dari laporan sementara pada bulan Maret curah hujan juga masih tinggi.
Baca Juga : Jajaran Direksi dan Dewas BPJAMSOSTEK Tandatangani Pakta Integritas
“Kalau untuk warga yang berada di sekitar tanah gerak, kami sudah beberapa kali mengimbau ke sana untuk mengungsi sementara sampai kondisinya benar-benar stabil. Tapi mereka tidak berkenan untuk mengungsi, mereka lebih berkenan tinggal tetap di rumah dengan meningkatkan kewaspadaan,” beber Sadono.
Sementara ini, hanya ada dua rumah di Desa Tulungrejo dekat tanah gerak yang bersedia mengungsi ke rumah kerabatnya, namun sisanya masih tetap bertahan.
“Kalau hujan datang, mereka mengungsi sementara. Kecuali ada dua rumah yang benar-benar sudah mengungsi tapi ke rumah keluarganya dan kondisi rumahnya memang juga potensi kerusakannya berat,” jelas Sadono.