MALANGTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang cukup getol untuk memujudkan pembangunan pabrik kelapa sawit di Kabupaten Malang bagian selatan. Bahkan, Bupati Malang Sanusi juga minta dukungan langsung kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa agar pendirian pabrik tersebut dapat segera terwujud.
”Saya mohon nanti ada dukungan Ibu Gubernur soal program kelapa sawit, karena di daerah Malang selatan itu sudah ada sekitar 200 hektar lahan yang digunakan untuk menanam kelapa sawit,” kata Sanusi serah terima jabatan (sertijab) Bupati dan Wakil Bupati Malang yang juga dihadiri oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, pada Senin (8/3/2021) kemarin.
Baca Juga : Kapolres Batu Silahturahmi Bersama IPSI dan Perguruan Silat se-Kota Batu
Selama ini, ratusan hektar lahan kelapa sawit yang dihasilkan oleh masyarakat di Malang Selatan tersebut, dijelaskan Sanusi, dikirim ke pabrik yang ada di Blitar. Namun karena satu dan lain hal pertimbangan, pengiriman kelapa sawit yang dihasilkan oleh Kabupaten Malang akhirnya tidak bisa dilanjutkan.
”Dibawa ke Blitar, tapi karena pabriknya disana bangkrut sehingga itu harus digarap ulang. Mudah-mudahan dari program kementerian yang akan membangun pabrik sawit di Malang Selatan ini bisa terwujud. Sehingga bisa mengentaskan kemiskinan di Malang Selatan,” ungkapnya.
Nantinya, jika pabrik kelapa sawit di Malang Selatan ini bisa terealisasi, maka penghasilan masyarakat setempat bisa mengalami peningkatan yang dirasa cukup signifikan. ”Diharapkan tanah produktif yang ada di Malang Selatan itu bisa menghasilkan setara dengan Rp 100 juta per hektarnya dalam setahun,” ujarnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, menyambut baik gagasan yang disampaikan oleh Sanusi tersebut. Namun demikian, pihaknya mengaku jika saat ini Pemkab Malang masih memerlukan beberapa kajian lanjutan, sebelum akhirnya pabrik kelapa sawit di Malang Selatan tersebut resmi direalisasikan.
”Ini merupakan program yang sudah dilakukan oleh Bapak Bupati, maka sebelum program itu nanti dilakukan tentunya akan ada kajian terlebih dahulu,” ulasnya saat ditemui MalangTIMES, Selasa (9/3/2021).
Dalam kajiannya, lanjut Didik, Pemkab Malang bakal mengikutsertakan para akademisi di Perguruan Tinggi yang ada di Malang Raya. Salah satunya dengan Universitas Brawijaya (UB). ”Nanti kita (Pemkab Malang) akan bekerjasama dengan UB dan beberapa perguruan tinggi lainnya, sehingga nanti bisa kita match-kan dengan beberapa gagasan yang ada di kementrian,” timpalnya.
Sejauh ini, Bupati Malang beserta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, telah melangsungkan komunikasi soal kajian lanjutan dengan beberapa perguruan tinggi tersebut. Dalam kajiannya, Pemkab Malang juga membahas soal kesiapan paska panen kelapa sawit. Yakni soal keberadaan pabrik kelapa sawit di wilayah Malang Selatan tersebut.
Baca Juga : Bupati Banyuwangi Minta Kampus Terlibat dalam Pemulihan Ekonomi
”Sehingga pada saat nanti ada lahan kelapa sawit, berarti disana harus ada pabriknya. Sebab kalau tidak ada pabrik kan kasihan juga petaninya. Sehingga bagaimana kita mendorong sektor pertanian sekaligus paska panennya, dengan demikian sawit bisa menjadi bagian komoditi sampingan untuk memproduksi minyak dan sebagainya,” ulasnya.
Namun jika dalam kajian yang melibatkan para akademisi tersebut menyatakan jika kelapa sawit dan pabriknya tidak bisa direalisasikan di Malang Selatan, maka hasil kajiannya akan dijadikan acuan untuk mencari solusi atau trobosan lain selain kelapa sawit.
”Nanti dasar kajian itu akan dilakukan riset yang kemudian akan dikomunikasikan dengan Pak Bupati. Apapun yang terjadi, pengambil keputusan tetap ada di beliau, saya dan Sekda berikut jajarannya hanya punya kewajiban dalam rangka merespons dan melaksanakan keputusan beliau,” ujarnya.
Namun demikian, sejauh ini Pemkab Malang masih belum bisa memprediksi apakah pabrik kelapa sawit dipastikan bisa dibangun di Malang Selatan. ”Saya belum bisa memprediksi, karena riset belum dilakukan. Sejauh ini kita sedang proses komunikasi dengan perguruan tinggi. Biar jalan dulu, nanti ditengah-tengah proses itu baru saya bisa memberikan statment,” pungkasnya.