INDONESIATIMES - Pemerintah pusat ancang-ancang membuka impor beras. Tak tanggung-tanggung sekitar 1 juta ton beras siap didatangkan ke Indonesia.
Kebijakan impor beras itu bahkan telah disepakati dalam rakor terbatas. Serta jadwal impor beras itu pun telah dikantongi Kementerian Perdagangan.
Baca Juga : Pra Musim Piala Menpora, Persik Kediri Andalkan Pemain Lokal
Tak ayal kebijakan impor beras itu pun serupa air yang menyiram bara api. Di mana, seperti diketahui Presiden Joko Widodo (Jokowi), beberapa hari lalu menyerukan kampanye patriotik. Jokowi menyampaikan, agar masyarakat mencintai produk sendiri dan sekaligus membenci produk asing.
Pernyataan Jokowi itu ternyata hanya berselang 2 hari bergaung. Kebijakan impor beras, walau masih rencana, tapi telah disepakati dalam rapat hingga jadwal pun telah dikantongi.
Hal ini dipertegas oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Dirinya mengatakan, impor beras memang telah disepakati dalam rakor.
Iron stock. Begitulah Lutfi menyampaikan alasan impor beras 1 juta ton.
"Barang ditaruh sebagai cadangan. Jadi tidak bisa dipengaruhi oleh panen atau apapun (impor beras, red). Karena memang dipakai sebagai iron stock," ujarnya.
1 juta ton beras impor, nantinya dibagi untuk cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 500 ribu ton. Sisanya, 500 ribu ton sesuai kebutuhan Bulog.
Rencana impor beras itu pun dipicu dengan adanya bantuan beras bansos selama masa pemberlakuan Pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Di mana stok beras terkait hal itu perlu dijaga.
Baca Juga : Korban Asusila yang Dinikahi secara Siri Melahirkan, Guru Ngaji di Jember Minta Tes DNA
Faktor lain adalah bencana alam banjir yang melanda berbagai daerah. Banjir tersebut mengancam ketersediaan pasokan beras.
Walau rencana impor beras 1 juta ton terus berjalan, pemerintah mengklaim akan tetap melakukan pengadaan beras besar-besaran dari petani lokal.