MALANGTIMES - Yayasan Bhakti Luhur Malang menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan bahwa terdapat delapan penghuni Yayasan Bhakti Luhur Malang yang telah dinyatakan positif Covid-19.
"Yang kemarin itu awalnya delapan (terkonfirmasi positif Covid-19, red) Swab PCR (Polymerase Chain Reaction, red)," ujarnya kepada awak media usai melakukan peninjauan langsung terhadap kondisi pengasuh dan anak berkebutuhan khusus di Yayasan Bhakti Luhur Malang, Rabu (3/3/2021).
Lanjut Sutiaji bahwa peningkatan kewaspadaan harus ditingkatkan. Pasalnya, disampaikan Sutiaji bahwa selama satu tahun anak-anak berkebutuhan khusus tidak keluar dari area Yayasan Bhakti Luhur Malang.
"Jadi disebutkan bahwa selama satu tahun anak-anak ini tidak pernah keluar. Ini kan sekolah di dalam, karena berkebutuhan khusus ini tadi. Mungkin, tapi kita tidak tahu, pengasuhnya juga tidak keluar. Bisa jadi, mungkin orang yang belanja bisa jadi. Makanya semua harus waspada," terangnya.
Sutiaji pun mengimbau kepada seluruh penghuni Yayasan Bhakti Luhur Malang, baik yang telah dinyatakan positif maupun negatif berdasarkan hasil swab antigen, perlakuan yang diterapkan sama.
"Baik yang positif antigen atau yang negatif, tetap saya perlakukan sama. Siapa pun yang berkomunikasi disana, tetap menggunakan protokol Covid-19, termasuk para pengasuhnya," ujarnya.
Selain itu, dikatakan juga oleh Sutiaji bahwa terdapat 16 orang penghuni Yayasan Bhakti Luhur yang telah dirawat menuju Rumah Sakit Lapangan Idjen Boluevard.
"Yang di (Rumah Sakit Lapangan, red) Idjen Boulevard 16 (penghuni, red), baik yang negatif maupun positif. Saya minta per hari, harus ada tinjauan," tuturnya.
Hal itu dilakukan untuk percepatan treatment kesembuhan karena terdapat alat-alat kesehatan dan kebutuhan obat-obtan untuk menunjang percepatan pemulihan kesehatan.
Disinggung mengenai kapan akan dilakukan Swab PCR secara massal terhadap para penghuni Yayasan Bhakti Luhur Malang, Sutiaji mengatakan bahwa akan dilakukan.
"Ini akan kita lakukan mas (Swab PCR, red). Ini sebenarnya sudah dilakukan mitigasi, jadi antigen yang kita lakukan itu tanpa gejala semua nanti akan kita lihat lagi. Besok akan kita antigen ulang lagi masih linier atau tidak," jelasnya.
Sutiaji beralasan, dilakukan swab antigen dikarenakan masih banyak anak asuh difabel di Yayasan Bhakti Luhur Malang yang masih harus mendapatkan perlakuan khusus.
"Kenapa kok tidak ditaruh di rumah isolasi atau di rumah sakit lapangan? Karena ada yang perlu masuknya itu mapah, pakai kursi roda, ada keahliannya tersendiri dan itu oleh para pengasuhnya sudah (dilakukan, red). Kan mereka yang lebih ngerti, cuma dengan penerapan protokol Covid-19," bebernya.
Sebelumnya juga telah diinformasikan bahwa terdapat 170 penghuni Yayasan Bhakti Luhur telah dinyatakan positif Covid-19. Sutiaji pun menegaskan bahwa ahasil positif Covid-19 tersebut merupakan hasil dari swab antigen. "Antigen (yang terkonfirmasi positif 170 di awal, red)," tegasnya.
Sementara itu, Sutiaji juga meninjau dan memastikan bahwa tindakan isolasi mandiri yang dilakukan didalam Yayasan Bhakti Luhur Malang, sarana dan prasarananya telah mencukupi.
"Alhamdulillah saya kira ini sudah sesuai dengan SOP protokol Covid untuk isoman. Seperti ada lapangannya, terus ada cara untuk memberikan asupan makan dan semuanya. Insya allah beliau yang bertanggungjawab berkaitan dengan masalah teman-teman kita yang isolasi mandiri," tandasnya.