INDONESIATIMES- Konflik politik antara Partai Demokrat dan PDIP kini kembali mencuat. Hal tersebut terjadi karena kemunculan cerita dari Marzuki Alie.
Hingga akhirnya, rivalitas Demokrat dan PDIP dinilai tak kunjung tuntas. Seperti yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno.
Baca Juga : Sebelum Kedua Bank Milik Daerah Dimerger, Pansus II DPRD Trenggalek Minta Audit Independen
Adi menilai jika isu yang diributkan antara 2 kubu sebagaimana dikutip dari detikcom itu, tak jelas. "Pertama, ini wujud rivalitas yang tak kunjung usai. Macam 'musuh bebuyutan politik' yang selalu menghadap-hadapkan PDIP dengan Demokrat dan Megawati vs SBY," ujar Adi.
Lebih lanjut, Adi juga mengatakan jika ada cerita yang tak tuntas antar keduanya. Terlebih yang diributkan belakangan ini tak jelas isunya apa.
Adi mengatakan, apa yang diceritakan marzuki Ali itu dinilai tak jelas maksudnya soal "Megawati kecolongan 2 kali dari SBY". SBY pun lantas dikaitkan dengan pencitraan.
"Pernyataan Marzuki Alie'Megawati kecolongan dua kali' tak jelas maksudnya. Ceritanya tak detail. Tiba-tiba dikaitkan dengan SBY yang suka pencitraan dengan politik playing victim," ujarnya.
Kata Adi, konflik ini sebagai bentuk counter attack karena Demokrat kerap mengkritik pemerintah. Marzuki Alie juga terkesan memunculkan cerita SBY dengan Megawati.
Sementara, pakar politik Hendri Satrio atau yang akrab disapa Hensat menilai ada pihak yang ingin menarik perhatian SBY dan Megawati. Pihak yang vokal membela SBY dan Megawati, ingin mendapat perhatian.
Baca Juga : Merger Bank Berplat Merah Berjalan Alot, DPRD Trenggalek Sampai Gelar Rapat Pimpinan
"Menurut saya, ini ada yang ingin menarik perhatian SBY, dan Bu Mega. Sebenernya dua-duanya setelah membela SBY dan Megawati kemudian mereka pasti dapat perhatian SBY maupun Megawati," sebut Hensat.
Hetsat juga mengatakan jika usaha cari perhatian (caper) ini berasal dari masing-masing anak buah masing-masing. SBY dan Megawati dinilai lebih baik menertibkan anak buahnya masing-masing.
"Ini usaha caper anak buah masing-masing saja, jadi menurut saya, SBY dan Megawati nggak usah ikut ke dalam pertarungan antar anak buahnya. Kan dua-duanya adalah presiden Republik Indonesia, sebaiknya bisa dikontrol lah anak buahnya," imbuhnya.