INDONESIATIMES - Twitter menjadi salah satu media sosial yang cukup populer. Namun sayang, pertumbuhan pengguna Twitter disebut melambat sejak awal tahun 2021 ini. Perlambatan ini diprediksi akan terjadi hingga 2 digit pada kuartal II 2021.
Dilansir melalui Reuters, Twitter sempat mengalami pendapatan mencapai US$ 1,29 miliar atau sekitar Rp 18,1 triliun. Pendapatan itu meningkat 28 persen dari tahun ke tahun.
Baca Juga : Punya Brand Motor Listrik, Ketua MPR Jual di Bawah Rp 10 Juta
Saham Twitter juga meningkat hampir 3 persen dalam perdagangan harian dan dilaporkan naik sebesar 62 persen dalam setahun terakhir. Saat itu menjadi capaian tertinggi Twitter sejak 2014 lalu.
Namun Twitter mengakui pengeluarannya akan naik 25 persen pada tahun 2021. Tetapi Twitter mengklaim pendapatannya akan lebih besar daripada biaya operasional perusahaan.
Twitter juga menjadi sorotan di tengah perbincangan politik global usai mengambil kebijakan dalam kisruh yang terjadi di Amerika Serikat (AS). Yakni memblokir akun resmi Donald Trump. Baru-baru ini, Twitter juga membangkang aturan pemerintah India yang menyarankan untuk blokir akun pemprotes agraria di negaranya.
CEO Twitter Jack Dorsey memberi tanggapan bahwa kehadiran Trump di Twitter tidak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan pengguna. "Kami adalah platform yang jauh lebih besar daripada akun tersebut. Sebanyak 80 persen pengguna kami berada di luar Amerika Serikat," ujarnya.
Justru, lanjut Dorsey, pengguna aktif harian Twitter diprediksi meningkat 20 persen imbas pelarangan Trump mengakses Twitter. Menurut analis senior Neuberger Berman, Hari Srinivasan, investor Twitter melihat naiknya pertumbuhan pengguna tahun 2020 berdasarkan pemasukan iklan yang tinggi, profitabilitas, dan target revenue yang maksimal.
Pada kuartal 4 lalu, Twitter memiliki 192 juta pengguna aktif harian yang bisa dimonetisasi. Angka itu diklaim oleh Srinivasan hanya naik 26 persen dari tahun sebelumnya.
Baca Juga : Kabupaten Blitar Berlakukan PPKM Skala Mikro, 248 Kampung Tangguh Dibentuk
Bahkan Twitter mengaku pertumbuhan pengguna telah didorong oleh peningkatan produk yang menyediakan fitur pembahasan dari peristiwa covid-19 dan pemilihan umum di AS.
Perusahaan berbasis di San Francisco ini tengah menjajaki layanan berlangganan untuk menambah aliran pendapatan selain dari iklan. Tim riset internal pun kini sedang meneliti produk langganan seperti apa yang menjadi pembeda.
Namun, baru-baru ini Twitter dikabarkan telah mengakuisisi perusahaan start-up bernama Revue. Start up itu memiliki platform media sosial berbasis audio seperti Clubhouse yang direncanakan rilis pada kuartal 4 mendatang