INDONESIATIMES - Sebuah video yang diunggah di channel YouTube Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun mendadak terhapus dari YouTube. Dalam video itu, Cak Nun membahas khasiat bambu apus atau pring apus yang diklaim bisa mengobati covid-19 bersama Pak Manu.
Video tersebut diberi judul "Mbah Nun dan Pak Manu | Pring Apus Penangkal Covid. Awalnya, Pak Manu mengatakan ada dua negara yang aman dari covid-19, yakni Bhutan dan Vietnam, lantaran warga di negara tersebut disebut telah memanfaatkan pring apus. Pring apus lantas diklaim bisa membunuh virus covid-19.
Baca Juga : Deretan Tokoh Desak Kepolisian Ungkap Penyebab Ustaz Maaher Meninggal Dunia
Menurut Pak Manu, dii Bhutan dan Vietnam, pring apus bisa menangkap berbagai sinar ultraviolet dari berbagai warna dari sinar matahari. Lantas seperti apa cara mereka memanfaatkan pring apus tersebut?
Mereka memanfaatkannya dengan cara dipanggang atau dipanasi. Nantinya pring tersebut akan mengeluarkan air.
Air tersebut bisa menghasilkan satu seloki. Rasanya memang pahit dan badan akan panas saat meminumnya.
Atau lebih mudahnya, nasi dibungkus dan dimasak di dalam bambu apus tersebut. Lalu setelah matang, dimakan. Sebenarnya upaya ini sudah banyak dilakukan oleh orang di Indonesia, khususnya Jawa.
Pak Manu lantas mengatakan orang medis ragu lantaran belum ada riset ilmiahnya.
Menanggapai hal itu, Cak Nun lantas mengatakan bahwa mereka masih memakai kacamata mereka bukan kacamata lainnya.
Sayangnya saat MalangTIMES mencoba menelusuri kembali video tersebut, video itu rupanya sudah dihapus oleh YouTube. Terkait hal ini, wartawan MalangTIMES pun mencoba meminta klarifikasi dari Cak Nun.
Baca Juga : TNI dan Polri Apel Gelar Pasukan PPKM Mikro Jatim, Perkuat Pengaman Tingkat RT/RW
Cak Nun mengatakan kontennya tersebut berisi tentang pengobatan sehingga dianggap menghalangi seseorang meminta penanganan medis. "Mencoba menghalangi seseorang meminta penanganan medis dengan mendorong penggunaan obat atau metode penyembuhan lain untuk menangani covid-19," ujarnya.
Selain itu, konten tersebut dinilai mendorong penggunaan metode penyembuhan rumahan daripada penanganan medis. "Konten yang mendorong penggunaan doa atau ritual alih-alih penanganan medis. Konten yang mengklaim bahwa ada obat yang dijamin dapat menyembuhkan penderita covid-19," lanjut Cak Nun.
Sementara terkait pendapatnya soal pring apus yang diklaim bisa menyembuhkan covid-19, Cak Nun tak banyak menjawab. Ia hanya mengatakan hal tersebut sebagai upaya dari manusia untuk sembuh. Bahkan, ia mengibaratkan jika saat ini WHO sebagai Tuhan, Kemenkes sebagai malaikat, dokter sebagai nabi, dan medis sebagai agama.
“Semua yang dilakukan oleh manusia itu ikhtiar. Manusia mengobati, Tuhan yang menyembuhkan. Kecuali sekarang ini berubah: Tuhannya WHO, malaikatnya Kemenkes, nabinya dokter, agamanya medis,” kelakarnya.