MALANGTIMES - Guna mengoptimalkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang membuka wacana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga ke tingkat mikro.
Dijelaskan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malan Wahyu Hidayat, penerapan PSBB hingga ke skala mikro tersebut ditujukan untuk lebih mengoptimalkan PPKM jilid II.
Baca Juga : Dibanding 2 Tahun Lalu, Januari 2021 Angka Kecelakaan Menurun
”Kita (Pemkab Malang) akan siapkan seperti instruksi dari Kapolda (Jatim) dan Pangdam agar ada semacam PSBB tapi skala mikro. Tujuannya agar PPKM di Kabupaten Malang ini lebih berhasil,” ulasnya.
Gambaran umumnya, dijelaskan Wahyu, PSBB skala mikro tersebut mirip seperti skema yang diterapkan pada kampung tangguh, yang mulai diterapkan saat PSBB tahun 2020 lalu. ”Seperti kampung tangguh tapi skala mikro, namanya PSBB skala mikro,” ucapnya.
Lantas apa yang membedakan dengan kampung tangguh yang ada sebelumnya?. Wahyu mengaku jika perbedaannya hanya pada pelaksanaannya. Jika kampung tangguh umumnya ada di tingkat perkampungan atau desa. Dalam skema PSBB skala mikro ini, kampung tangguh yang disiagakan akan diaktifkan mulai dari tingkat Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW).
”Kalau kampung tangguh kan hanya ada di perkampung atau desa, tapi pada saat PSBB skala mikro skema kampung tangguh ini akan ada mulai dari tingkat RT dan RW,” jelasnya.
Mekanismenya, pada saat kampung tangguh di skala mikro berlangsung, tokoh agama hingga tokoh masyarakat setempat akan dilibatkan untuk membantu menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan.
Baca Juga : UIN Malang Raih Penghargaan Satuan Berkinerja Terbaik I Kategori Badan Layanan Umum
”Jadi sedetil mungkin tingkat kesadaran masyarakat sampai dengan tingkat RT dan RW itu, diharapkan bisa lebih meningkat. Bahwa memang kita harus terlibat bersama-sama, untuk mengendalikan penularan Covid-19 ini,” tandasnya.
