Sebanyak 300 personil gabungan dari berbagai unsur mengikuti apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana hidrometeorologi di Alun-alun Kanigoro, Kabupaten Blitar, Senin (23/11/2020).
Pasukan gabungan tersebut terdiri dari jajaran OPD terkait Pemkab Blitar, TNI, Polri, dan relawan.
Baca Juga : Dari 84 Organisasi di Kota Batu, 32 Belum Serahkan Legalitas
Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan parameter meteorologi seperti curah hujan, kelembaban, temperatur, dan angin. Beberapa bencana hidrometeorologi diantaranya, angin puting beling, tanah longsor, banjir, abrasi hingga gelombang pasang.
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Blitar Budi Santosa, yang bertindak sebagai pemimpin apel mengungkapkan, Kabupaten Blitar merupakan wilayah yang rawan akan bencana hidrometeorologi.
Potensi bencana di Kabupaten Blitar sangat beragam, mulai dari banjir, tanah longsor hingga tsunami.
“Hikmah dari apel ini mengingatkan kita perlunya partisipasi semua komponen mulai dari pengusaha, pemerintah maupun masyarakat. Semua harus bersinergi dalam antisipasi dan penanggulangan bencana melalui Kampung Tangguh, Desa Tangguh, Desa Siaga Bencana. Dan swasta pun melalui CSR-nya,” ungkap Budi.
Dikatakannya, penanganan bencana bukan hanya tugas dari pemerintah daerah, melainkan tugas bersama seluruh komponen. Baik Pemda, TNI-Polri, swasta dan masyarakat.
“Permasalahan-permasalahan bencana harus kita selesaikan secara gotong royong. Dalam antisipasi penanganan bencana ini, teman-teman dari BPBD telah melatih masyarakat dalam penanganan bencana. Edukasi kepada masyarakat juga dilakukan Satpol PP terkait perlunya kesiapsiagaan dan perlunya kedaruratan. Dalam hal ini seluruh komponen harus bersatu,” tegasnya.
Ditemui di kesempatan yang sama, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blitar Achmad Cholik, menyampaikan, pihaknya telah melakukan pemetaan daerah rawan bencana.
Untuk daerah berpotensi rawan bencana longsor diantaranya, Kecamatan Gandusari, Wlingi, Doko, Selorejo, Garum, Nglegok, Kademangan, Wonotirto, Panggungrejo dan Wates.
Baca Juga : Peringati HKN ke-56, Pjs Bupati Malang Ingatkan Prokes dan Serahkan Penghargaan Pada Nakes
Sementara potensi angin puting beliung berdasarkan pemetaan BPBD rawan terjadi di wilayah Blitar bagian barat
“Untuk wilayah-wilayah yang potensi bencana itu masyarakat kami harapkan untuk mewaspadai lingkunganya masing-masing. Masyarakat agar menjauhi tempat-tempat yang rawan bencana. Masyarakat harus waspada tapi tidak panik,” ucap Cholik.
Cholik menambahkan, terkait potensi bencana banjir yang sering terjadi di Kecamatan Sutojayan, pihaknya sudah melakukan antisipasi sejak jauh hari. Proyek normalisasi kali bogel diyakini bakal mengurangi terjadinya potensi banjir.
“Puncaknya musim hujan terjadi di bulan Januari dan Februari. Mudah-mudahan di Sutojayan tidak terjadi banjir,” imbuhnya.
Lanjurnya, sebagai antisipasi penanggulangan bencana pihaknya telah melayangkan surat kepada seluruh camat di Kabupaten Blitar untuk segera melakukan mitigasi bencana.
“Mitigasi bencana itu adalah upaya pengurangan bencana. Antara lain kepala desa atau lurah memberikan imbauan kepada warga yang punya pohon agar melakukan pemangkasan secara mandiri. Sehingga bila sewaktu-waktu ada angin putting beliung tidak menimbulkan korban jiwa dan tidak merusak rumah. Kita juga minta kades dan lurah untuk menggalakkan bersih-bersih lingkungan,” pungkasnya.(Adv/Kmf)