Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) Tahun 2020 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang hari kedua (Jumat 20/11/2020) menghadirkan dua tamu penting. Yakni Ketua Komisi VIII DPR RI H Yandri Susanto dan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Sekjen Kemenag) RI Prof Dr H Nizar Ali MAg.
"Mudah-mudahan dengan kerawuhan beliau berdua menambah keberkahan di UIN Maulana Malik Ibrahim," ucap Rektor UIN Malang Prof Haris dalam sambutannya.
Baca Juga : UIN Malang Gelar Rapat Tinjauan Manajemen, Fokus Perbaiki Kelemahan Kampus
Lebih lanjut ia menjelaskan, mulai Kamis (20/11/2020) UIN Malang mengadakan RTM yang intinya adalah evaluasi kualitas sistem penjaminan selama satu tahun ini. "Kita mencari dan mencoba untuk menganalisis apa yang kurang dari semuanya kemudian kita tindaklanjuti," terangnya.
Berbarengan dengan itu juga, Prof Haris ingin UIN Malang bergerak sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Yakni terwujudnya pendidikan tinggi integratif, memadukan sains dan Islam yang bereputasi internasional. "Secara kelembagaan, kami sudah berupaya untuk mengintegrasikan antara sistem pendidikan tinggi dan pesantren," timpalnya.
Seperti yang diketahui, UIN Malang memiliki pesantren atau ma'had yang mengajarkan mahasiswa baru kedalaman spiritual dan keluhuran akhlaq. Di samping adanya pendidikan tinggi yang mengajarkan ilmu-ilmu duniawi. "Kedua institusi ini kemudian kita gabungkan ke dalam integrasi antara sains dan Islam," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof Haris juga menegaskan bahwa keyakinan sivitas untuk menjadi perguruan tinggi bereputasi internasional sangat besar. "Kami sudah amat sangat kuat keyakinannya untuk menjadi perguruan tinggi yang bereputasi internasional," ungkapnya.
Baca Juga : Mantan Sekjen Kemenag: Ma'had UIN Malang Jadi Panutan
Oleh karena itu, ia meminta dukungan Ketua Komisi VIII dan sekjen Kemenag. "Beliau-beliau adalah promotor-promotor saya oleh karena itu pantas kalau hari ini hadir di sini dan selanjutnya supaya kita secepat-cepatnya menjadi perguruan tinggi Islam bereputasi internasional, minimal seperti Al-Azhar," harapnya.