Program kampanye dengan metode turun langsung menyapa masyarakat Kabupaten Malang, terus digulirkan paslon (pasangan calon) nomor urut 1, SanDi (Sanusi-Didik Gatot Subroto). Hari ini (Senin 2/11/2020) kampanye yang dilakukan kandidat dengan jargon Malang Makmur ini menyasar wilayah Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang.
Pada kesempatan kali ini, Calon Bupati Malang dari paslon SanDi, Sanusi terpantau bersua langsung dengan beberapa elemen masyarakat. Mulai dari tokoh masyarakat, tokoh lintas agama, kelompok tani, komunitas sosial hingga kelompok pemuda pun tak luput dikunjungi oleh Sanusi.
Baca Juga : Bangkitkan Sektor Pariwisata Blitar, Rijanto Akan Genjot Wisata Tematik
Dalam beberapa kesempatan kampanye tersebut, pria yang akrab disapa Abah Sanusi ini getol memaparkan beberapa program unggulan Malang Makmur. Salah satunya di sektor pendidikan, yakni melalui program peningkatan BOSDA (Bantuan Operasional Sekolah Daerah).
”Sudah kita hitung, dengan kekuatan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) kita (Kabupaten Malang) mampu membiayai (BOSDA) untuk sekitar 400 ribu siswa,” ungkap Sanusi.
Ratusan ribu siswa yang bakal menerima Bosda tersebut, diterangkan Sanusi, mencakup pelajar mulai dari jenjang SD (Sekolah Dasar), MI (Madrasah ibtidaiyah), SMP (Sekolah Menengah Pertama), maupun MTs (Madrasah tsanawiyah).
”Untuk merealisasi program unggulan Malang Makmur di sektor peningkatan BOSDA ini, bakal kita anggarkan Rp 4,2 triliun,” klaim Sanusi.
Menurut Sanusi, anggaran BOSDA mencapai triliunan tersebut sudah melalui beberapa pertimbangan. Di antaranya guna memenuhi kebutuhan untuk kewajiban membayar karyawan, hingga belanja tidak langsung.
Apakah anggaran mencapai triliunan tersebut mampu meng-Cover BOSDA untuk siswa SD dan SMP sederajat?
Sosok petahana yang kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Malang ini, mengaku jika sesuai hasil pemetaan dan perhitungannya, alokasi anggaran yang bakal disiapkan tersebut dianggap mampu meng-Cover kebutuhan BOSDA Kabupaten Malang.
Baca Juga : Reses di Pulau Talango, MH Said Abdullah Ajak Warga Tidak Golput Saat Pilkada 2020
Pasalnya, dari hasil pemetaannya nominal SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) para pelajar SD dan SMP sederajat di Kabupaten Malang, hanya mencapai puluhan ribu saja. ”Untuk pembiayaan pendidikan gratisnya itu sesuai dengan SPP yang mereka lakukan (bayarkan, red) sekarang. Untuk SD itu rata-rata SPP-nya Rp 20 ribu, sedangkan SMP rata-rata di bawah Rp 75 ribu,” klaim Sanusi.
Sedangkan untuk BOSDA Kabupaten Malang yang bakal dialokasikan, diterangkan Sanusi, mencapai nominal Rp 50 ribu untuk pelajar SD sederajat. Sedangkan untuk pelajar SMP sederajat adalah Rp 75 ribu. ”Dengan anggaran segitu, seharusnya di setiap sekolahan sudah tidak melakukan penambahan (penarikan, red) SPP,” ujarnya.
Program yang juga sudah disampaikan saat debat publik perdana pada Jumat (30/10/2020) lalu tersebut, menurut Sanusi, berlatar belakang dari beberapa laporan yang disampaikan kepadanya soal masih adanya penarikan SPP yang dianggap tidak sesuai dengan ketentuan.
”Nanti kalau saya sudah jadi Bupati (Malang), akan kita sesuaikan. Jadi nanti kita lakukan di lapangan, yang masih menarik lebih ya nanti kita atur,” pungkasnya.