Libur panjang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan cuti bersama pekan lalu berdampaka besar pada kunjungan destinasi wisata yang ada di Kabupaten Malang. Hasil rekapitulasi data kunjungan yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang jumlahnya mencapai ratusan ribu orang.
"Sangat luar biasa (efek libur panjang, red). Dari beberapa pantai yang sudah kita berikan rekomendasi sertifikat layak dikunjungi itu hampir 500.000 wisatawan yang hadir," sebut Kepala Disparbud Pemkab Malang, Made Arta Wedhantara ujarnya ketika dikonfirmasi MalangTimes, Senin (2/11/2020).
Dari total 500.000 wisatawan tersebut, Made menyebutkan 5 persennya adalah dari rombongan keluarga yang akan menikmati destinasi wisata Kabupaten Malang. "Ya 5 persen dari keluarga yang banyak. Ya ini memang luar biasa ya," sebutnya.
Dengan jumlah pengunjung destinasi wisata yang mencapai ratusan ribu tersebut, Made mengatakan bahwa terkait antisipasi membeludaknya jumlah pengunjung sebelumnya telah dilakukan rapat koordinasi jajaran Polres Malang, Kodim 0818 Malang-Batu, Disparbud Kabupaten Malang bersama para pelaku usaha dan pengelola destinasi wisata.
"Minimal kita ingatkan mereka bahwa program dari Kementerian, program BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman) bisa terwujud. Komitmen dari para pengelola untuk tetap menerapkan SOP (Standard Operational Procedure) protokol kesehatan," jelasnya.
Komitmen untuk menerapkan SOP protokol kesehatan disampaikan oleh Made bahwa kesiapan dari pelaku usaha dan pengelola destinasi wisata dinyatakan di hadapan Kapolres Malang dan perwakilan dari Kodim 0818 Malang-Batu. "Karena ini merupakan komitmen bersama, penerapan protokol kesehatan harus dilakukan secara masif," terangnya.
Komunikasi dua arah terkait penerapan protokol kesehatan yang dilakukan secara bertahap dan masif juga harus terus dilakukan antara pihak masyarakat selaku pengunjung dan pihak pengelola destinasi wisata.
Karena pada saat tim dari Disparbud Kabupaten Malang menerjunkan beberapa timnya untuk memantau pengunjung yang berada di destinasi wisata, ditemukan sebagian masyarakat tidak memakai masker.
"Saya dikirimi foto teman-teman, karena saya kan menyebarkan tim ke lokasi-lokasi wisata, yang memang ada di tempat kumpul beberapa yang nggak pakai (masker, red). Perlu memang edukasi bertahap, tidak bisa serta merta," tuturnya.
Meskipun dilakukan secara bertahap dan masif terkait penerapan protokol kesehatan, Made tetap menekankan kepada pihak pengelola destinasi wisata agar terus melakukan pengawasan terhadap pergerakan pengunjung terkait penerapan protokol kesehatan.
"Sampai nanti di lokasi mereka ada yang tidak menerapkan dan merugikan mereka (pihak pengelola dan wisatawan, red) kan eman. Satu aja ditandai ada yang kena, selesai mereka," pungkasnya.