Bojonegorotimes - Sebentar lagi Bojonegoro memiliki bendungan air dengan daya tampung besar, mencapai 22 juta meter kubik dengan ketinggian 34 meter. Bendungan yang terletak di Kecamatan Temayang ini diproyeksikan bisa mengairi lahan pertanian seluas 6.200 hektar di wilayah Bojonegoro. Pembangunnan yang dilakukan sejak tahun 2014 ini, hampir selesai. Diperkirakan pada bulan Mei-Juni 2021 bisa dilakukan pengisian air.
Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah mengatakan, realisasi percepatan pembangunan Bendungan Gongseng semata bukan karena faktor anggaran atau soal ada tidaknya ahli bendungan, namun soal koordinasi dan komunikasi yang intens dari berbagai pihak. Ada pintu keluar menjawab tantangan-tantangan hingga akhirnya komitment Pemkab. Bojonegoro dalam pembangunan Bendungan Gongseng bisa terwujud sekarang ini.
Baca Juga : Tingkatkan Kesigapan Masyarakat, Pertamina Beri Pelatihan Manajemen Bencana di Purwosari
"Apa yang menjadi program ini sungguh-sungguh diharapkan, karena dengan adanya Bendungan Gongseng ini bisa selain mengairi lahan pertanian yang tidak dijangkau waduk pacal dan Bengawan Solo, masyarakat sudah lama menunggu," ucap Bupati saat menghadiri Seminar Tata Kelola Air Dan Pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) Secara Terpadu" yang dirangkai dengan Penanda Tanganan Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Gongseng di Aula Gedung Angling Dharma Pemkab Bojonegoro, pada hari Jumat, (23/10/2020).
Bupati juga merespons di tahun 2021 ke depan selain adanya Bendungan Gongseng (primer), juga adanya saluran sekunder dan tersier sehingga nyambung. Bupati optimis kalau bulan Mei-Juni sudah diisi pelan-pelan nanti sudah bisa digunakan untuk mengairi lahan yang jauh dari Bengawan Solo dan Waduk Pacal. "Sehingga dengan adanya Bendungan Gongseng ini yang tadinya setahun tanam 2 kali nanti bisa bertambah jadi tiga kali," harap dia.
Untuk diketahui, dalam seminar tersebut juga hadir Kepala BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Bengawan Solo Agus Rudyanto, Kepala Bakorwil Bojonegoro Dyah Ayu Ermawati, Forkopimda, Sekda Nurul Azizah, Dirut Perhutani Bojonegoro, Dirut PDAM Bojonegoro, Kepala OPD, Camat, Kades, NGO, Dan Kelompok Hippam.
Perlu diketahui penyediaan air bersih di Kabupaten Bojonegoro mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat serta mempengaruhi pengembangan perekonomian seiring dengan meningkatnya kebutuhan air untuk, rumah tangga, industri, pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan.
Baca Juga : Masuk Sepuluh Besar, Pemkab Jember Geber Rembuk Stunting Libatkan Pemerintah Desa
Hal ini memerlukan pemikiran bersama terkait tata kelola penggunaan air untuk rumah tangga, industri, pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Beberapa permasalahan pokok yang dihadapi Kabupaten Bojonegoro antara lain : 1. Tingkat pelayanan dan pengelolaan air bersih yang perlu ditingkatkan. 2. Kualitas dan kwantitas yang sangat fluktuatif pada musim hujan maupun kemarau. 3. Teknologi yang digunakan untuk proses pengolahan, mengingat kualitas air baku yang cenderung makin menurun, hingga dilakukakan upaya eksplorasi untuk menemukan sumber mata air yang baru.
Kepala BBWS Bengawan Solo Agus Rudyanto menyampaikan, di tahun 2020 ini Kabupaten Bojonegoro terdapat 32 lokasi yang mendapatkan bantuan program P3-TGAI (Pelaksanaan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi), diantara Kabupaten di hilir Sungai Bengawan Solo Bojonegoro yang paling banyak mendapatkan bantuan. "Tentunya berkat koordinasi serta komunikasi yang terjalin baik antara Pemkab. Bojonegoro dengan BBWS Bengawan Solo," ujarnya.