Sebagian warga masyarakat Banyuwangi yang biasa menikmati akhir pekan di Pantai Boom yang sekarang berubah menjadi kawasan Pantai Marina Boom Banyuwangi mengeluhkan mahalnya tiket masuk ke tempat wisata pantai yang legendaris di kota gandrung tersebut.
Saat ini pihak pengelola mengenakan tarif Rp 15.000,- per orang tanpa terkecuali setiap hari libur (weekend).
Baca Juga : Muncul Lintang Kemukus di Langit Tulungagung, Pertanda "Pagebluk" Covid-19 Akan Berakhir?
Keluhan warga tersebut diungkapkan melalui media sosial dengan mengunggah protes ataupun foto tiket masuk ke pantai kebanggaan masyarakat Banyuwangi itu hingga viral.
M.Helmi Rosyadi, Ketua Aliansi Rakyat Miskin (ARM) mengaku terkejut atas mahalnya tarif masuk ke Pantai Marina Boom Banyuwangi yang dulunya dikenal dengan Pantai Taman Hiburan Rakyat (THR) Boom tempat favorit untuk nongkrong saat bulan purnama atau pada saat liburan.
Helmi menilai, harga tiket sebesar Rp 15 ribu dirasa sangat memberatkan masyarakat Banyuwangi yang saat ini sebagian besar terdampak wabah Covid- 19. Khususnya masyarakat ekonomi menengah ke bawah, yang mana uang sebesar tersebut, bisa untuk makan sehari dengan tiga bungkus nasi.
”Harga tiket masuk Rp 15 ribu sangat mahal dan memberatkan masyarakat. Meskipun dalam tiket tersebut termasuk voucher potongan harga Rp 4.000,- untuk ditukarkan ke pelaku UMUM di kawasan Pantai Marina Boom Banyuwangi,” jelasnya kepada wartawan Senin (19/10).
Mahalnya harga tiket yang dikenakan pada warga yang ingin masuk Pantai Boom, dinilai berpotensi menggerus tradisi budaya masyarakat adat Oesing yang setiap Minggu berbondong-bondong menikmati keindahan pantai sambil berolahraga maupun bersantai bersama sanak keluarga. Dana tradisi tersebut sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.
”Kami mencium dugaan adanya pungutan liar (pungli) di sini,” tegasnya.
Selanjutnya Helmi menuturkan penerapan kebijakan pembelian harga tiket include dengan voucher makan dan minum bisa diartikan dengan upaya pemaksaan karena belum tentu setiap pengunjung bersedia dan mau menggunakannya. Apalagi dalam kenyataan banyak warga masyarakat yang membawa bekal makanan dan minuman dan tradisi budaya cukup kental bagi masyarakat Banyuwangi.
Dalam perkiraan Helmi setiap akhir pekan sedikitnya ada sekitar 3 ribu pengunjung dan sekitar 10 persen warga tidak menukarkan vouchernya maka ada potensi uang sebesar Rp 1.200.000,- yang tidak jelas pengelolaannya.
”Terus voucher yang tidak ditukar dengan makanan dan minuman apabila masuk perusahaan kan sama saja pungli. Kami minta aparat kepolisian untuk mengusut dugaan pungli yang terjadi,” pinta Helmi.
Sementara, Andri, salah seorang staf PT Pelindo Property Indonesia (PPI) sebagai pengelola Pantai Marina Boom Banyuwangi mengungkapkan penerapan harga tiket sebesar Rp 15 ribu masih dalam taraf uji coba.
Baca Juga : Kisah Indekos Angker di Tulungagung, Bikin Merinding Penghuni
”Ini masih uji coba dan baru berjalan selama dua minggu,” jelasnya.