Torehan gemilang di tahun 2020 kembali diukir Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama). Dua startup karya mahasiswa kampus multikultural tersebut lolos seleksi dalam Program Akselerasi Startup Mahasiswa Indonesia (ASMI) kendati masih baru pertama kali ikut serta dalam program ini.
ASMI merupakan program yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Pendidikan Tinggi (Dikti).
Baca Juga : 2021 UN Diganti Asesmen Nasional, Mendikbud: Tidak Usah Cemas, Tidak Perlu Bimbel Khusus
Program ini diharapakan mampu mendorong mahasiswa untuk dapat mengembangkan bisnis digital, membangun ekosistem startup di kalangan mahasiswa Indonesia dan mengakselerasi startup mahasiswa Indonesia untuk bersaing di tingkat global.
“Dengan mengirimkan 6 startup bisnis hasil karya mahasiswa antara lain Bangbeli, Blantix, Kelas Quran, EDunasia, EDx, Nukang.id. yang dibangun dan dikembangkan oleh mahasiswa lintas Program Studi (Prodi) dan lintas disiplin ilmu melalui pembinaan dari Pusat Bisnis dan Kewirausahaan (BEC) Unikama, mulai dari Prodi Teknik Informatika, Sistem Informasi, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Fisika, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, PG-PAUD, Sastra Inggris dan Manajemen, Unikama lolos masuk 100 besar,” ungkap Kepala Biro Administrasi Kemahasiswaan Unikama, Ayu Asmah.
Lebih lanjut dijelaskannya, jika pada seleksi 100 besar terbaik ditingkat nasional, enam perwakilan yang dikirimkan Unikama semuanya lolos. Namun pada seleksi tahap kedua, keberuntungan belum menghampiri empat perwakilan Unikama. Pada seleksi tahap kedua ini, hanya dua startup perwakilan Unikama yang bisa lolos.
Dua startup itu yakni, Startup Bangbeli dan Startup Blantix. Keduanya berhasil lolos dalam 25 startup terbaik tingkat nasional dan didanai oleh Kemdikbud untuk pengembangannya.
Mahasiswa Unikama, Decky Ilham yang juga Founder sekaligus CEO Bangbeli, menjelaskan, jika startup karyanya merupakan sebuah platform yang bergerak pada bidang transaksi atau pembayaran digital.
“Bangbeli hadir sebagai platform transaksi pembayaran digital terpercaya yang bertujuan untuk membantu customer, terutama pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar dapat melakukan transaksi pembayaran digital yang terpercaya dengan aman, mudah, nyaman, di mana pun dan kapan pun hanya dengan satu aplikasi,” ujarnya.
Lanjut Decky, jika startup ini dibangun bersama tiga temannya yang lain, dibawah bimbingan Dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unikama, Anggri Sartika Wiguna.
Dengan hadirnya startup by ini, terlebih lagi mendapatkan pendanaan dari Dikti, pihaknya berharap bisa mengembangkan Bangbeli sesuai dengan visinya yaitu membantu pelaku UMKM agar dapat melakukan transaksi pembayaran digital yang terpercaya.
Sementara itu, satu startup lainnya yang lolos mendapatkan pendanaan adalah Blantix. Startup Blantix merupakan aplikasi marketplace yang mengatasi permasalahan peternak dengan cara mempertemukan peternak dan pembeli untuk melakukan transaksi yang aman dalam satu platform yaitu blantix.
Blantix hadir memberi solusi untuk permasalahan peternak yang seringkali kesusahan melabelkan harga jual ternak karena ketidaktahuan nilai jual ternaknya di pasaran. Karenanya, dengan startup Blantix meminimalisir terjadinya permainan harga oleh oknum tengkulak yang sering mempermainkan harga.
Blantix sendiri bukan kali pertama menyabet prestasi gemilang. Pada 2018, Blantix juga berhasil menyabet beberapa kali penghargaan lomba tingkat nasional dari tahun 2019.
Baca Juga : Kadisdikbud: Kota Malang Peserta Guru Penggerak Terbanyak
Blantix ini dibangun oleh enam mahasiswa Unikama, yakni Najmas Sa’adah sebagai CEO, Nuraini Khusnul Khotimah sebagai CMO, Ricky Ardiansyah sebagai founder dan CTO, Nuril Nikmatuz Zahro sebagai COO, Lenny Putri Anggarita sebagai Marketing Communication dan Much. Faisal sebagai CPO.
Najmas selaku CEO blantix berharap dengan adanya pendanaan dari Dikti ini mampu membuat Blantix lebih berkembang, mampu menyediakan fitur livestock dan sistem auction atau lelang di aplikasinya nanti.
“Dengan diterima dan didanainya Blantix pada program ASMI ini saya berharap mahasiswa lain juga ikut bersemangat untuk berinovasi dan berwirausaha,” ujarnya.
Di sisi lain, Jacobus Wiwin Kuswinardi, ST M.Kom., Dosen sekaligus kepala BEC Unikama mengungkapkan, bahwa usia inkubator bisnis yg masih sangat muda bukanlah halangan dalam mencetak startup.
“Dengan mengirim enam startup binaan ke kompetisi nasional ASMI, dan semuanya lolos ke final serta dua diantaranya mendapatkan pendanaan, membuktikan bahwa Unikama juga concern dalam mencetak wirausaha berbasis teknologi dari berbagai bidang ilmu yang mengawali bisnisnya sejak mahasiswa. Dengan pendampingan bisnis yang didukung mentor dan coach profesional, mahasiswa dapat memberikan value bisnis dan kemanfaatan nyata dari ilmu dan teori yang didapatkan dari perkuliahan,” terangnya.
Dengan perancangan bisnis sejak dini atau sejak masih menjadi mahasiswa, tentunya hal ini akan mendukung karir para mahasiswa setelah mereka lulus. Bisnis yang nantinya berjalan, akan memudahkan mereka menggapai masa depan gemilang.
Terlebih lagi, startup yang diikutkan dalam Program ASMI tersebut telah berhasil mencetak pendapatan puluhan hingga ratusan juta, bahkan Blantix telah dipercaya menjadi partner beberapa kabupaten dalam membantu sektor pertanian dan peternakan.
“Target kami, Unikama bisa mencetak 100 startup inovatif dan scale up menjadi perusahaan sebelum tahun 2025," pungkasnya.