Momentum Hari Kesaktian Pancasila tahun ini belum berbuah manis bagi Ikhwan Erwantoro. Pria berusia 68 tahun itu, sudah sejak tahun 1992 menggeluti kerajinan patung Garuda Pancasila. Sayangnya, karena situasi pandemi Covid-19 ini, untung yang seharusnya dia dapat harus berkurang drastis.
Di kediaman Erwantoro, Desa/Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, terlihat ratusan patung lambang negara RI menumpuk di ruang tamu. Mulai dari patung Garuda Pancasila berukuran 35 sentimeter hingga ukuran sebesar 1,5 meter.
Baca Juga : Tumbuhkan IKM di Banyuwangi, DPR RI Kolaborasi dengan Kementerian Perindustrian
Kerajinan patung Garuda Pancasila buatan Erwantoro itu, sudah menumpuk sejak awal pandemi Covid-19 berlangsung atau sejak bulan Maret lalu. Barang yang harusnya ia kirim, jadi tersendat akibat dampak Covid-19.
"Sudah macet ga bisa kirim sejak Maret. Toko-toko pada tutup gak berjualan," ujarnya kepada wartawan, Rabu (1/10).
Patung lambang negara RI itu ia buat dengan dibantu 3 karyawan yang ada di rumahnya. Patung-patung itu dibuat dari kayu pilihan. Patung Garuda Pancasila dibuat dengan cara ukir manual, sehingga menampakkan hasil mendetail. Untuk pewarnaan, Erwantoro melakukannya sendiri.
Karena situasi pandemi Covid-19 ini, ia harus memikirkan gaji untuk para karyawannya. Angin segar sempat datang pada bulan September. Ada sejumlah permintaan datang di momen Hari Kesaktian Pancasila.
Sayangnya, angin segar yang datang ternyata harus sirna. Pasalnya, ia kembali mendapatkan kendala pengiriman barang ke Jakarta lantaran ada pembatasan akses masuk ke ibu kota. Kerajinan Erwantoro ini memang sering kali dipesan dari ibu kota DKI Jakarta.
"Kemarin itu sudah mulai dapat pesanan. Tapi ya kembali lagi, tidak bisa kirim ke Jakarta," tandasnya.
Meski pengiriman pesanan ke luar kota terhambat, namun pengerjaan patung Garuda Pancasila miliknya tidak ia hentikan. Setiap hari, proses pengerjaan tetap berlangsung. Alhasil, 200-300 patung Garuda Pancasila yang diproduksi setiap bulannya harus ditumpuk begitu saja di rumah Erwantoro.
Baca Juga : Monstera Terus Diburu di Tengah Pandemi Covid-19, Harganya hingga Puluhan Juta
Sementara ini, ia hanya melayani permintaan dari pasar lokal atau wilayah Kabupaten Jombang saja. "Ini sudah ratusan yang menumpuk. Sehari-hari ya hanya memproduksi saja. Kadang ya pesanan kita terima. Kita layani yang di Jombang seperti di toko yang ada di Jalan Kusuma Bangsa," kata Erwantoro.
Diungkapkan Erwantoro, sebelum wabah covid-19 melanda, pesanan terus mengalir dari Jombang hingga DKI Jakarta. Patung Garuda Pancasila yang ia buat dihargai Rp 90 ribu hingga Rp 2,5 juta, bergantung ukuran.
Namun, selama 6 bulan terakhir, hampir tidak ada omzet yang ia dapatkan. Ia berharap, pandemi covid-19 ini segera berlalu dan kembali bisa berusaha seperti semula.
"Ke depan semoga lancar lagi seperti yang lalu-lalu. Masalahnya ini bukan untuk saya saja, semua tukang yang kerja di sini menggantungkan hidupnya ke usaha saya ini," pungkasnya.(*)