Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang, berharap warga binaan yang ada di Desaku Menanti bisa segera mandiri agar bisa hidup lebih layak dikemudian hari.
Bentuk perhatian Dinsos-P3AP2KB Kota Malang kepada warga binaan nampaknya bukan bualan semata. Karena untuk membuat eks pengemis, pengamen dan orang-orang yang selalu bekerja di jalan, sudah mendapatkan pelatihan di Desaku Menanti.
Baca Juga : Kecewa Pelayanan, Kades di Tulungagung Sebut Oknum Pejabat Tak Berjiwa Sosial Jadi Viral
Di sana warga binaan dilatih bekerja untuk membuat topeng, payung, kripik dan lain sebagainya. Oleh karenanya, saat ini Dinsos-P3AP2KB berharap mereka bisa lulus dan segera mengaplikasikan pembinaan tersebut kepada dunia nyata.
"Selalu saya dorong untuk segera 'mentas' dari sana (Desaku Menanti). Supaya pelatihan yang sudah diberikan itu bermanfaat bagi mereka. Toh nantinya yang merasakan hasilnya juga mereka sendiri," ujar Kepala Dinsos-P3AP2KB, Peny Indriani, Senin (21/9/2020).
Dikatakan Peny, saat ini warga binaan di Desaku Menanti yang kurang lebih berjumlah 34 KK masih menjalani bina mental. Hal itu karena Dinsos-P3AP2KB ingin segera membuat warga Desaku Menanti lebih mandiri menjalani hidup.
"Tapi kalau untuk warga Desaku Menanti tahun ini bina mental. Jadi 34 KK itu kita bina mental dulu. Mentalnya biar berubah, tidak selalu menggantungkan terus," ucapnya.
Sejauh ini, Dinsos P3AP2KB Kota Malang menilai kondisi pandemi Covid-19 membuat pelatihan lebih diarahkan ke bantuan sosial (Bansos). Hal itu juga akibat peraturan dimana pemerintah daerah harus merefocusing anggaran untuk penanganan Covid-19.
Baca Juga : Bentuk Penghargaan, Bupati Sanusi Buka Peluang Bidan Dapat Menjadi Kepala Puskesmas
"Mungkin situasi kayak gini kita juga banyak pelatihan-pelatihan kita alihkan ke Bansos. Memang tahun ini sedikit terhambat. Mudah-mudahan sudah tuntas (bisa lulus semua) sudah 5 tahun juga, dan mereka sudah saya sarankan," pungkasnya.