Sempat terhenti beberapa saat, pembangunan koridor Kayutangan direncanakan kembali digarap pada Oktober 2020. Pembangunan tersebut akan memanfaatkan anggaran APBD 2020 sebagaimana perencanaan yang dibuat.
Wali Kota Malang Sutiaji menyampaikan, meski sempat terhenti beberapa saat, pembangunan untuk mempercantik kawasan Kayutangan harus terus dilakukan. Anggaran yang digunakan pun sama seperti perencanaan yang dibuat lantaran tidak dilakukan refocusing untuk menangani covid-19. "Tahun ini rencana pelaksanaannya Oktober," kata dia.
Baca Juga : BLT UMKM di Kota Malang sudah Cair, yang belum Dapat Silakan Daftar ke Diskopindag
Terpisah, Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika menyampaikan, pembangunan koridor Kayutangan memang harus dilanjutkan sesuai perencanaan. Namun dia meminta agar ada pengawasan lebih ketat. Sehingga, kualitas pembangunan akan sesuai dengan yang direncanakan.
"Kami pasti akan lakukan pengawasan. Komisi terkait saya minta sering sidak. Selain Itu, perangkat faerah terkait juga kami harapkan terus lakukan pengawasan," ucapnya.
Jika sesuai dengan perencanaan, pembangunan koridor Kayutangan itu harus diselesaikan pada Desember mendatang. Namun lantaran pandemi covid-19, berbagai pembangunan sempat dihentikan selama kurang lebih tiga bulan.
"Dan mungkin nanti akan ada aturan dari pusat berkaitan dengan waktu yang sempat terhenti Itu. Pasti akan ada petunjuk teknis berkaitan dengan Itu," tambah Made.
Meski begitu, dia berharap agar pembangunan dilakukan secara maksimal dan tepat waktu. Termasuk terhadap beberapa megaproyek lain yang kini dijalankan Pemkot Malang. Mulai dari pembangunan Jembatan Kedungkandang hingga block office mini di belakang Balai Kota Malang.
Baca Juga : Dekati Musim Hujan, Jalan Berlubang Diperbaiki Gunakan PAK
"Tapi jika tidak memungkinkan, jangan dipaksakan agar kualitas pembangunan bagus. Dan kami berharap ada juknis berkaitan dengan pembangunan yang sempat terhenti karena covid-19 ini," kata politikus PDI-Perjuangan Itu.
Sebagai informasi, pembangunan koridor Kayutangan itu mengeluarkan anggaran yang bersumber dari APBD sebesar Rp 1,6 miliar. Sedangkan revitalisasi secara menyeluruh membutuhkan anggaran setidaknya Rp 16 miliar. Anggaran Itu rencananya berasal dari dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat.