Pandemi Covid-19, selama ini memang berdampak pada berbagai aspek. Salah satunya adalah pada aspek pendidikan. Metode pembelajaran yang dulunya bertatap muka, kini menjadi pembelajaran daring (dalam jaringan).
Perubahan metode belajar tersebut, kemudian juga menimbulkan sejumlah permasalahan baru. Mulai dari belum siapnya sarana prasarana, baik itu jaringan internet yang tak maksimal, perangkat akses seperti laptop maupun smartphone yang tak dimiliki oleh kalangan tertentu serta berbagai permasalahan baru lainnya.
Baca Juga : Unikama Dapat Dana Bantuan Pembelajaran Jarak Jauh dari Kemendikbud
Selain itu, terkait sulitnya akses pembelajaran daring dengan berbagai Platform yang tersedia, bahkan sempat menjadi Tranding Topic diperbincangkan dalam media Mainstream maupun media sosial. Persoalan yang dikeluhkan di antaranya terkait dengan sulitnya akses karena persoalan jaringan. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli paket data dan persoalan teknis lainnya yang tentunya diduga akan menghambat proses pembelajaran sebagai wadah untuk transformasi iptek, nilai, karakter dan ketrampilan kepada subyek didik.
Melihat sejumlah kendala itulah, Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama), kampus multikultural yang punya tagline Bright Future ini bersama sejumlah pihak berinisiatif mengelar Webinar Nasional "Kolaborasi Pentahelix Untuk Solusi Pembelajaran Yang Terjangkau di Era New Normal".
Dalam Webinar Nasional itu, mengundang sejumlah tokoh nasional. Mulai dari Menteri Komunikasi dan Informasi RI, Jony G Plate, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Profesor Nizam, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VII Jawa Timur, Profesor Suprapto, Komisaris Independen PT Telkom Tbk, Prof Marsudi Wahyu Kisworo, Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Andreas Pareira dan Pemimpin Redaksi Metro TV, Bapak Arif Suditomo.
Rektor Unikama, Dr. Piter Sahertian menjelaskan, ide untuk memperbincangkan tentang tema tersebut dalam sebuah seminar telah digagas oleh rekan-rekan panitia kurang lebih 2 bulan yang lalu, ketika munculnya berbagai keluhan masyarakat, khususnya siswa, mahasiswa, guru, dosen dan juga orang tua yang memang mengalami sejumlah kendala.
Melalui webinar yang menghadirkan pembicara berkompeten pada masing-masing bidang ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi-kontribusi pemikiran yang bermanfaat, khususnya dalam dunia pendidikan.
"Webinar ini diharapkan memberikan sumbangsih pemikiran dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang terjangkau di perguruan tinggi, kemudian dapat menggali berbagai alternatif sebagai solusi kampus dalam menyelenggarakan pembelajaran di era new normal dan terahkir bisa untuk mencari solusi agar pembelajaran daring sebagai sebuah kebijakan dalam era pandemi ini bisa teratasi dan terjangkau, khususnya di kalangan mahasiswa," bebernya.
Dilanjutkan Pieter, pihaknya yakin, bahwa, solusi secara demokratis terhadap berbagai persoalan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi akan terformulasi secara cerdas dan bijaksana apabila tercipta kolaborasi yang sinergis dan harmonis antara Academisi, Business, Community, Government, dan Media, atau yang dalam konsep pentahelix dikenal dengan sebutan ABCGM.
"Karena itu kami mengundang dan menghadirkan Pak Menteri Kominfo, Pak Dirjen Dikti dari unsur pemerintah, Prof Suprapto sebagai bapaknya PTS2 di Jawa Timur yang mewakili akademisi, Prof Marsudi dari pihak Telkom Indonesia, bapak Andreas Pariera anggota komisi X DPR RI yang mewakili masyarakat serta Pak Arif Suditomo pemimpin redaksi Metro TV dari unsur media. Dengan kolaborasi pentahelix ini diharapkan dapat mensolusikan persoalan pembelajaran dan akan lebih memudahkan implementasi kebijakan merdeka belajar-kampus merdeka bagi setiap perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang unggul dan berdaya saing di Era Pandemi ini," bebernya.
Baca Juga : Dikukuhkan, Guru Besar Bidang Ilmu Ushul Fiqh UIN Malang Beberkan Epistemologi Hukum Islam
Sementara itu, Menteri Kominfo, Jony G Plate dalam paparan pada Webinar Nasional mengungkapkan apresiasi terhadap Rektor maupun Unikama atas digelarnya kegiatan yang tentunya dapat membuahkan sumbangsih pemikiran bagi dunia pendidikan.
"Apresiasi setinggi-tingginya saya sampaikan pada Unikama yang mengambil kesempatan ini dalam webinar tema kolaborasi pentahelix untuk solusi pembelajaran yang terjangkau dalam new normal," ungkapnya.
Dijelaskannya, jika komponen penting pentahelix adalah pemerintah. Dan di sini, kewenangan kemudian terdistribusi sampai ke daerah-daerah, sehingga bukan pada tingkat pusat, dalam hal ini presiden. Dari situ, tentunya semua pihak diharapkan juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam upaya meminimalisir kendala-kendala yang ada.
"Tapi ada hal positif yang bisa diambil dari Covid ini. Covid ini mendorong akselarasi percepatan penerapan digitalisasi. Mau atau tidak, migrasi fisik ke ruang digital harus dialami bersamaan dengan adaptasi pada kehidupan yang baru," terangnya.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Jawa Timur, Profesor Suprapto, memaparkan materi meningkatkan pembelajaran melalui kolaborasi pentahelix.
Dalam seminar tersebut, Ketua LLDIKTI juga mengapresiasi Unikama, meskipun dalam masa pandemi, masih bisa berprestasi bahkan bisa Unikama menjadi salah satu dari 17 perguruan tinggi swasta yang masuk 100 besar. "Ini prestasi bagus, selamat bagi Unikama. Pada tahun 2020 bisa masuk 100 besar, berada pada peringkat 89," pungkasnya.