Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang siap mengembangkan pelayanan kesejahteraan sosial kepada Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Namun hal itu juga harus dibarengi dengan keinginan PPKS yang mengembangkan usahanya sesuai bakat dan keterampilannya.
Hal ini di katakan Kepala Dinas Sosial Jatim, Dr Alwi, di Rapat Peserta Konsolidasi dan Integrasi Program Pengembangan Kesejahteraan Sosial di Malang, Rabu (26/8/2020) malam. Alwi menjelaskan bahwa saat ini sebanyak 376 orang warga binaan sosial (eks klien) Dinsos Jatim telah mendapat bantuan sosial pengembangan kewirausahaan di 29 kabupaten/kota di Jawa Timur melalui Dinsos setempat.
Baca Juga : Masuk TOP 45 Kovablik Jatim 2020, Wali Kota Kediri Paparkan Inovasi Home Care PEDULI
Dari jumlah warga binaan sosial yang telah mendapat bantuan sosial pengembangan kewirausahaan tersebut, sudah banyak yang mulai berkembang. Namun ada pula yang usahanya biasa saja, stagnan atau justru tidak berkembang.
"Kondisi ini perlu adanya solusi atau terobosan untuk membantu mereka agar tetap bersemangat dalam mengembangkan usahanya sebagai mata pencaharian," ujar Alwi usai kegiatan.
Oleh karena itu, untuk menyukseskan tujuan dari program tersebut Alwi berharap peserta yang terdiri dari beberapa stakeholder di Pemprov Jatim juga berperan aktif memberikan masukan yang dapat dijadikan panduan pengembangan mutu pelayanan kesejahteraan sosial.
"Saya mengharapkan agar konsolidasi dan integrasi program pengembangan kesejahteraan sosial dapat menjadi ajang diskusi untuk merumuskan Integrasi dan sinergitas program pengembangan kesejahteraan sosial. Semoga dengan dukungan, kerjasama, dan partisipasi aktif dari instansi terkait warga binaan sosial (eks klien) tidak lagi menjadi PPKS, melainkan menjadi warga masyarakat mandiri, berkesejahteraan sosial yang berakhlak mulia," ungkap Alwi.
Dalam hal ini, Dinsos Jatim juga mengajak seluruh stakeholder dan instansi terkait untuk bersama-sama membantu masyarakat apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19. Program sosial kemanusiaan yang dikembangkan Dinsos Jatim akan menjadi pemicu masyarakat lainnya agar lebih produktif.
Pada kegiatan tersebut juga hadir warga binaan asal Bojonegoro, Ngatini. Meskipun memiliki keterbatasan (disabilitas), wanita yang duduk di kursi roda ini mampu mandiri dengan mengandalkan usaha jasa penjahitan.
Baca Juga : Gubernur Khofifah: Rekonsiliasi BLT agar Program JPS Atasi Kemiskinan akibat Covid-19
Usaha tersebut diakui dirintis sejak tahun 2009 silam, setelah mendapat pembinaan dan bantuan dari Pemprov Jatim. Bahkan saat ini Ngatini mampu memperkerjakan empat karyawan dengan omzet mencapai Rp 3 jutaan perbulan.
“Biasanya order seragam kantor begitu, baju mantenan dan banyak lagi. Tapi sejak ada Covid-19 ini tidak ada lagi jahit baju, jahit masker semua," kata Ngatini.
Contoh warga binaan sosial tersebut diharap Alwi bisa menular kepada masyarakat lain dalam hal ini yang memiliki keterbatasan sosial. Sehingga meski terbatas, namun produk yang dihasilkan bisa membuat mata pencaharian dan tetap eksis di masa pandemi ini.
"Perlu semangat yang tinggi. Jadi agar mereka terus terlecut semangat nya, jika sudah semangat tentunya akan berdampak bagi kesejahteraan mereka sendiri. Itu yang kamin harapkan dari warga binaan sosial di Jatim," pungkas Alwi.