Di tengah pandemi covid-19, banyak sekali warga yang merasakan dampaknya dari segi ekonomi. Namun pada masa giling Pabrik Gula (PG) Semboro, warga sekitar seperti mendapatkan ‘berkah’.
Bagaimana tidak, limbah tebu dari PG Semboro yang dibuang sepanjang rel loko (lori) bisa menghasilkan jamur yang bisa dijual. “Alhamdulillah ketika mencari pekerjaan sulit, kami harus pintar-pintar mencari pemasukan. Beruntung PG pas melakukan giling sehingga ada blotong (sebutan limbah pabrik gula) yang bisa dimanfaatkan untuk mencari uang,” ujar Mbah Endang (80), warga Desa Sidomulyo Semboro, Jember, Selasa (25/8/2020).
Baca Juga : 42 Karyawan PT SN Probolinggo Positif Covid-19, Bupati Bingung
Dengan adanya limbah PG Semboro, Endang bisa mengumpulkan jamur yang tumbuh di sela-sela tumpukan limbah. Bahkan dalam sehari, Endang bisa mendapatkan uang dari hasil menjual jamur limbah tebu yang harganya cukup mahal itu.
“Harganya lumayan, per kilo antara 20 sampai 25 ribu. Tapi untuk bisa mendapatkan satu kilo, juga tidak mudah. Sehari kadang saya mendapatkan 1 setengah kilo. Itu pun sebagian saya konsumsi sendiri untuk lauk,” ujar Endang.
Endang yang mengais jamur dari tumpukan limbah tebu tidak sendirian. Dia bersama cucu dan masyarakat lainnya berebut mencari jamur dari limbah tebu yang ada di sepanjang rel lori di area PTPN Gunungsari Kencong. Jarak rumah dengan tempatnya mencari jamur sejauh 15 kilometer juga tidak menyurutkan niatnya untuk bisa mencari sesuap nasi.
Memang jamur yang diketahui bernama ilmiah Coprinus Sp atau jamur blotong limbah tebu tersebut notabene setiap saat muncul. Apalagi jika ada hujan tidak deras. Jamur akan cepat muncul dari sela sela limbah blotong yang mengering karena terik matahari.
Baca Juga : Geram Aktivitas Penambangan Liar, Warga Dua Kabupaten ini Gruduk Tambang dan Sita 6 Truk
Selain mengeluarkan jamur yang bernilai ekonomis, limbah tersebut ketika dibuat pupuk tanaman juga sangat bagus untuk menyuburkan tanah.