Beberapa minggu terakhir Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengalami suhu dingin saat malam hingga pagi hari. Padahal, saat ini sudah masuk pada musim kemarau.
Suhu udara yang dingin biasanya terjadi pada dini hari menjelang pagi, yakni sekitar pukul 02.00 dini hari hingga pukul 07.00 pagi. Puncaknya pada pukul 03.00-05.00 dini hari. Tngkat dinginnya mencapai 25 derajat celcius.
Baca Juga : Kluster Baru RM Rawon Nguling Tongas, 28 Orang Positif Covid-19
Menurut Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalianget Sumenep Usman Khalid, ada beberapa hal yang menyebabkan suhu dingin pada malam hingga pagi hari.
"Saat ini kita memasuki puncak musim kemarau. Kita juga mengalami cuaca yang sangat cerah. Jadi, dengan kondisi ini, jumlah awan sangat sedikit sehingga membuat suhu menjadi dingin," terangnya.
Karena jumlah awan sangat sedikit ini, lanjut Usman, tidak ada hujan. Hal ini juga menyebabkan radiasi panas dari matahari yang diterima bumi mudah terlepas kembali ke atmosfer.
"Sehingga suhu panas yang diterima Bumi pada malam hari langsung kembali ke atmosfer. Artinya tidak ada yang menghalangi karena kondisi awan sangat sedikit sehingga kita merasa dingin," ungkapnya.
Penyebab lain yakni adalah Australia yang sedang dalam musim dingin. Nah, angin mendorong udara dari barat ke timur sehingga udara dingin dari Australia terdorong ke bagian selatan garis khatulistiwa Indonesia.
"Sekarang ini kan angin timuran. Hal ini menyebabkan terjadinya suhu dingin ketika malam hingga pagi hari, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara atau bagian selatan dari garis katulistiwa Indonesia," jelasnya.
Baca Juga : 12 Pelanggar Terjaring Operasi Patuh Semeru 2020 Satlantas Polres Sumenep
Meski demikian, Usman menyebut bahwa suhu dingin yang dirasakan masyarakat Sumenep masih wajar. Sebab, hal ini juga terjadi setiap tahun pada saat puncak musim kemarau.
"Setiap tahun seperti itu mungkin fenomena alam. Masyarakat banyak menilai hal ini juga merupakan tanda-tanda datangnya musim kemarau," ucap Usman.