Sebuah rekaman video percakapan seorang pasien karantina dengan Bupati Jombang Mundjidah Wahab viral di media sosial. Dalam video viral itu, pasien karantina terlihat marah saat menyampaikan keluhannya kepada orang nomor satu di kota santri itu.
Video berdurasi 13.08 menit itu memperlihatkan seorang warga yang mengenakan jaket merah sedang duduk di kursi sambil melakukan video call melalui ponsel. Pasien yang mengaku bernama Kadir, warga Desa Mundusewu, Kecamatan Bareng, Jombang ini terlihat sedang berbincang dengan Bupati Jombang Mundjidah Wahab melalui ada sambungan video call.
Baca Juga : Viral, KTP Warga Sawojajar Ditahan 14 Hari, Ini Penjelasan Kasatpol PP Kota Malang
Kadir berbicara dengan Mundjidah dengan nada keras. Ia terlihat seperti orang yang sedang marah. Di sekitar Kadir duduk, juga terlihat beberapa orang berdiri mengelilinginya saat sedang melakukan video call dengan Bupati Jombang. Video perbincangan Kadir dengan Mundjidah ini diambil oleh seseorang yang berada di samping kiri tempat duduk Kadir.
Belakangan diketahui, bahwa video yang viral itu diambil di rumah karantina Covid-19 Tennis Indoor, Jalan Kusuma Bangsa, Desa Jombatan, Kecamatan Jombang. Rumah karantina tersebut diperuntukkan bagi pasien yang reaktif berdasarkan pemeriksaan rapid test.
Di dalam percakapan yang terekam video tersebut, Kadir mengeluh kepada Mundjidah soal kondisi keluarga pasien yang ditinggal di rumah. Ia mengatakan, banyak keluarga pasien yang ditinggal di rumah tidak bisa makan karena tidak ada yang mencari nafkah.
"Ada anak umur 2 tahun gak ada yang ngurus, ada yang ibunya sakit-sakitan tidak ada yang ngurus. Jadi intinya kebutuhan di rumah itu tidak ada yang memenuhi. Katanya desa bawa beras, bawa ini tapi faktanya mana? Gak onok (tidak ada, red) gitu loh. Mereka mau makan opo? Contoh ini laki-laki yang ada di sini, istrinya di mana anaknya di mana makan apa tidak ada jaminan dari desa. Malah dikucilkan dari masyarakat desa," ujar Kadir di dalam video yang beredar di medsos itu.
Tidak hanya itu, Kadir juga menyampaikan ke bupati soal banyaknya pasien laki-laki yang kehilangan pekerjaannya karena terlalu lama dikarantina. Keluhan tidak adanya dokter yang merawat, suasana di tempat karantina, kemudian perlakuan terhadap pasien anak-anak hingga kejelasan hasil tes swab juga turut disampaikan kepada Mundjidah olehnya.
"Jadi itu buk keluhan kawulo sedanten sedulur sing wonten gedung niki kulo mewakili mawon, kulo nyuwun kepastian dan penjelasan ibuk mugi-mugi damel saget nyenengaken dulur sedanten sing enten ten mriki (Jadi itu buk seluruh saudara yang ada di gedung ini saya mewakili saja, saya minta kepastian dan penjelasan ibuk. Semoga bisa menyenangkan saudara yang ada di sini)," tandasnya.
Rekaman video percakapan Kadir dengan Bupati Jombang ini lantas tersebar di media sosial. Video tersebut diunggah di grup Facebook Info Seputar Jombang oleh akun Amal Indrawan pada (28/6). Saat ini, postingan tersebut telah disukai oleh 3.038 netizen dan mendapatkan komentar 178, serta telah dibagikan sebanyak 7.095 kali.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jombang Budi Winarno membenarkan video yang tengah viral tersebut. Video tersebut adalah kegiatan Bupati Jombang yang sedang menyapa pasien di rumah karantina Tennis Indoor melalui sambungan virtual pada Sabtu (27/6) malam.
Baca Juga : Serah Terima Jabatan, Danrem Ini Toreh Segudang Prestasi Selama Mengabdi
"Terkait video viral kemarin ini, saya pikir hal tersebut merupakan hal yang wajar dan lumrah untuk disampaikan kepada kepala daerah, anak kepada orang tua. Jadi artinya memang, hal-hal yang dibutuhkan ataupun nantinya yang harus ditindaklanjuti oleh ibuk selaku kepala daerah ini menjadi sebuah kewajiban bagi kita semua untuk segera melaksanakan hal tersebut," ujarnya saat diwawancarai di Pendopo Kabupaten Jombang, Senin (29/6).
Dijelaskan Budi, pasien di dalam video viral tersebut merupakan warga domisili Maluku yang sedang berkunjung ke keluarganya di Kecamatan Bareng. Dia dinyatakan reaktif setelah menjalani rapid test.
Dari hasil percakapan Bupati Jombang dengan para pasien di rumah karantina Tennis Indoor Jombang melalui video call itu, setidaknya ada beberapa poin yang menjadi catatan dari keluhan pasien.
Yaitu, soal kebutuhan makan bagi keluarga pasien yang berada di rumah, pelayanan kesehatan seperti ketersediaan makan, vitamin hingga kunjungan tenaga medis, dan persoalan pemutusan hubungan kerja terhadap pasien yang dikarantina.
"Yang kita lakukan hari ini tentunya kita tindaklanjuti dengan rapat. Tentunya konsep terkait dengan bagaimana untuk penyediaan kebutuhan bagi keluarga yang terdampak. Ini tentu tidak hanya sekedar penyalurannya tapi mulai pendataannya siapa saja, terus nanti besarannya, bentuknya seperti apa, apakah dalam bentuk tunai ataukah dalam bentuk kebutuhan pangan. Itu tentunya kan harus dibahas," kata Budi.(*)