Asisten pelatih Arema FC Charis Yulianto mengenang almarhum Mahdi Haris yang meninggal pada Jumat (19/6/2020) sekitar pukul 23.00 WIB. Charis menyebut Mahdi Haris sebagai sosok yang gemar mengeluarkan 'jokes' untuk pemainnya saat menjabat sebagai pelatih Arema pada tahun 1996.
Ya, Arema kehilangan salah satu putra terbaik angkatan pertama, yakni Mahdi Haris. Sosok gelandang serang dengan ciri khas tendangan 'pisang' era Galatama itu ikut berjasa membawa Singo Edan meraih gelar juara Galatama 1992.
Baca Juga : Arema FC Susun Protokol Kesehatan, Harus Tes Kesehatan Setelah Masuk Zona Merah
Mungkin bagi Aremania era saat ini, Mahdi Haris tidak setenar nama Noh Alam Shah atau Cristian Gonzales. Namun bagi sejarah Singo Edan sendiri, Bang Meok (sapaan akrab Mahdi Haris) adalah salah satu putra terbaik di masa emas Arema.
"Pelatih yang menurut saya baik. Orangnya tegas dan kadang-kadang juga humoris. Jadi, dengan pemain muda dulu, Bang Meok sangat respek, sering ngobrol bareng, kasih masukan," kenang Charis, Sabtu (20/6/2020).
Selain kerap menjadi humoris, Charis juga kagum dengan ciri khas tendangan efek atau tendangan pisang Mahdi Haris yang jarang dimiliki oleh pemain di Indonesia kala itu.
"Saya dulu melihat beliau ini punya tendangan yang ciamik. Mungkin jarang pemain di Indonesia seperti almarhum, miliki tendangan yang kalau orang sekarang bilangnya efek. Beliau memang punya kualitas. Tapi kalau saya memang tidak pernah secara langsung melihat pada saat main masih aktif tidak melihat tendangan itu. Tapi pada saat jadi asisten, saya melihat sendiri kualitas efeknya memang berbeda dengan pemain lain," ungkap Charis.
Karena sosoknya yang cukup membekas di hati pemainnya, Charis berharap ada pemain muda yang bisa mencontoh kualitas Mahdi Haris saat masih menjadi pemain. Menurut dia, meski bertubuh kecil, kualitas permainan sangat bagus dan memiliki ciri khas.
"Sebenarnya saya lihat belum ada cara main Bang Meok saat ini di pemain muda. Saya harap para pemain muda saat ini bisa melihat mungkin ada video-video dulu dari Arema lawas cara main beliau. Dia cepat, tekniknya tinggi juga. Mungkin bisa dicoba dengan anak-anak muda sekarang. Kadang teknik-teknik yang tidak terduga itu keluar dari Bang Meok," ungkap Charis.
Baca Juga : Kompetisi Belum Jelas, Arema FC Bingung Kumpulkan Pemain
Untuk diketahui, Mahdi Haris adalah pemain kelahiran Jakarta 29 April 1959 dan merupakan generasi pertama yang menghuni skuad Singo Edan. Lima musim berturut memperkuat Arema, mulai 1987 hingga 1993.
Sebelum memperkuat Arema, Mahdi Haris bermain di Ciprina Cijantung (1976-1979), yang dibawanya juara tingkat junior di Jakarta tiga kali,. Dia lalu membela Persija Jakarta (1978), Jaka Utama Lampung Galatama (1979), dan Arseto Solo (1981).
Tak hanya itu. Mahdi Haris juga sudah memiliki jejak di Timnas Indonesia mulai dari usia dini. Pada usia 19 tahun, Mahdi sudah bergabung dengan timnas yang juara III Piala Suratin 1978 dan juara PON X di Jakarta. Pada 1980-1981, Mahdi memperkuat Timnas PSSI Utama di SEA Games.
Di Arema sendiri, musim terakhirnya memperkuat skuad Singo Edan merupakan masa emas bagi Mahdi Haris karena mampu mempersembahkan juara Galatama 1992-1993. Sebelumnya, Arema juga sering dibawanya mengakhiri musim Galatama di posisi papan atas. Arema menempati posisi 6 di Galatama 1987-1988, posisi 8 di Galatama 1988-1989, posisi 4 di Galatama 1989-1990 dan Galatama 1990-1992.