Hari pertama pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Malang Raya, masih belum begitu berpengaruh pada aktivitas di pasar rakyat di Kota Malang.
Padahal, meski pasar rakyat tetap diperbolehkan beroperasi namun segala aktivitas harus sesuai protokol kesehatan Covid-19. Bahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah memberlakukan sistem ganjil genap bagi para lapak di pedagang. Sehingga pembatasan jarak di area pasar dapat terjaga.
Baca Juga : PSBB Siap Dimulai, Apa Saja Kegiatan yang Bisa Dilakukan
Namun, beberapa pasar rakyat diinformasikan masih belum melakukan aturan tersebut. Masyarakat masih ramai memenuhi beberapa pasar tanpa adanya pembatasan jarak.
Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan, tak adanya penutupan pasar agar pertumbuhan ekonomi masyarakat tetap berjalan. Namun, physical distancing yang menjadi anjuran untuk diterapkan di semua pasar rakyat di Kota Malang.
"Fungsinya, pertumbuhan ekonomi tetap harus jalan. Ini kan tiga hari awal (PSBB) akan terus kita pantau. Mudah-mudahan ini benar-benar efektif, sehingga hari ke empat nanti sudah berjalan," ujarnya, ditemui dalam pemantauan chek point dalam pelaksanaan PSBB hari pertama, Minggu (17/5/2020).
Untuk memastikan kondisi pasar rakyat berjalan sesuai dengan konsep physical distancing, pihaknya menyempatkan melakukan tinjauan di Pasar Sukun Kota Malang usai memantau chek point saat PSBB hari pertama ini.
Dalam kunjungannya bersama Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko, ia memastikan suasana pasar telah sesuai dengan protokol kesehatan. Seperti, wastafel sebagai alat cuci tangan, dan bedak setiap pedagang sudah menerapkan sistem ganjil genap.
Baca Juga : Diminta Dewan Optimalkan PAD di Tengah Pandemi, Ini Pandangan Bapenda Kabupaten Malang
Sutiaji berharap, perilaku dengan menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga kebersihan bisa terus dimaksimalkan bukan hanya saat masa PSBB berlangsung hingga 30 Mei 2020 mendatang saja. Melainkan, hingga kondisi masa kedaruratan Covid-19 benar-benar dinyatakan usai.