Malangnya nasib siswa SMA di Dusun Lebaksari Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.
Apabila musim hujan datang, bisa dipastikan mereka akan sering bolos sekolah.
Hal ini lantaran dua akses menuju sekolah terdekat akan tertutup.
Satu akses tertutup lantaran sungai/muara aliran lahar Semeru yang meluap sehingga menghanyutkan jembatan.
Sementara satu akses yang lain yakni jalanan hutan Kondang Kutuk akan terkena longsor.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu penduduk Lebaksari sekaligus guru PAUD Lebaksari, Lasmiati, saat ditemui dalam acara Bakti Sosial Peduli Dhuafa yang digelar Baitul Maal Hidayatullah bersama MalangTIMES dan Yayasan Baitul Maal PLN UP 3 Malang di Dusun Lebaksari, Sabtu (20/7/2019).
"SMA terdekat di sini ya SMA Tempursari. Satu jam dari sini kalau lewat sungai. Kalau musim kemarau lewat sungai. Kalau musim hujan terpaksa lewat hutan Kondang Kutuk meskipun harus memakan waktu selama 1 jam setengah," bebernya.
Siswa terpaksa harus lewat hutan Kondang Kutuk meski memakan waktu lebih lama lantaran jembatan di sungai akan hanyut terbawa arus.
Selain memakan waktu lebih lama, akses jalan hutan Kondang Kutuk juga cukup ekstrim.
Mirisnya, apabila hujan cukup deras maka akan terjadi longsor di sana. Jadi, jalanan di hutan itu tidak akan bisa dilewati.
Kalau sudah begini, para siswa terpaksa akan bolos sekolah.
Mereka akan masuk lagi apabila reruntuhan longsor sudah dibereskan.
"Jalannya lebih ekstrim. Longsor kalau hujan agak deras. Kalau sudah begitu mereka tidak bisa sekolah selama 2-3 hari," jelasnya.
Meski tidak sekolah selama beberapa hari, gurunya akan memakluminya.
Sebab semua akses menuju sekolah memang tertutup, jembatan di sungai dan jalanan di hutan tidak bisa dilewati.
Selepas SMA, anak-anak lebih banyak memilih merantau untuk bekerja. Hanya sebagian yang meneruskan kuliah.
"Kebanyakan bekerja merantau. Kalau kuliah banyak meneruskan di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Kanjuruhan atau Universitas Terbuka," pungkasnya.