Gagal Nge-Fly! Sambal Goreng Tempe di Lapas Blitar Berisi Pil Dobel L
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
06 - Feb - 2025, 02:57
JATIMTIMES – Upaya licik penyelundupan pil dobel L ke dalam Lapas Kelas IIB Blitar kembali terbongkar. Modusnya tergolong cerdik, tapi tetap saja gagal.
Petugas lapas mencium gelagat aneh saat menyantap sambal goreng tempe yang ternyata telah dicampur obat terlarang.
Baca Juga : Susul AS, Argentina Bakal Akan Angkat Kaki dari 'Organisasi Jahat' WHO
Kepala Lapas Kelas IIB Blitar, Romi Novitrion, mengungkapkan bahwa insiden ini terjadi pada Rabu (5/2/2025) sore. Seorang pengunjung, yang diketahui sebagai istri narapidana kasus narkotika berinisial SP, membawa makanan untuk suaminya.
Awalnya, tampak seperti sambal goreng tempe biasa. Namun, petugas yang bertugas mengecek makanan merasa ada sesuatu yang tidak beres.
Menurut Romi, pelaku diduga terlebih dahulu menghaluskan pil dobel L sebelum mencampurkannya ke dalam sambal goreng tempe. Untuk mengelabui petugas, makanan itu kemudian diberi tambahan gula agar rasanya lebih manis dan tidak mencurigakan.
Namun, akal-akalan itu justru menjadi petunjuk. Seorang petugas yang sempat mencicipi makanan tersebut mulai merasakan efek tak biasa sekitar dua jam kemudian.
"Petugas merasa haus, bibir kering, dan kepala melayang," ujar Romi. Hal ini langsung memicu kecurigaan bahwa ada sesuatu dalam makanan tersebut.
Sambal goreng tempe pun langsung diamankan dan diperiksa lebih lanjut. Saat diinterogasi, SP akhirnya mengakui bahwa istrinya memang mencampurkan pil dobel L ke dalam makanan tersebut. Ia juga menyebut bahwa barang haram itu berasal dari seseorang berinisial B.
Dari hasil pemeriksaan, terungkap bahwa bukan sekadar konsumsi pribadi, SP juga berencana menjual makanan "spesial" itu kepada warga binaan lain dengan harga Rp40 ribu per bungkus. Dugaan adanya jaringan peredaran gelap narkoba di dalam lapas pun semakin kuat.
Baca Juga : Sudah Tahu? Warga yang Belum Menikah Ternyata Bisa Bikin KK Sendiri, Ini Syaratnya
Kasus ini langsung dilaporkan ke kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut...