JATIMTIMES - Setelah Amerika Serikat yang dipimpin oleh presiden Donald Trump, kini giliran Argentina yang dikabarkan akan keluar meninggalkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Keputusan ini disampaikan langsung oleh Presiden Javier Milei pada Rabu (5/2/2025) waktu setempat.
Adapun langkah tersebut diambil dua minggu setelah Presiden Donald Trump mengumumkan akan keluar dari WHO. Pada kesempatan tersebut, Milei secara khusus menyalahkan WHO atas rekomendasinya terkait menjaga jarak fisik selama pandemi.
Baca Juga : Banyak Dikeluhkan, Dishub Kota Malang Segera Bahas Penataan Parkir di Pasar Klojen
Milei menulis di media sosial bahwa keputusan ini diambil karena WHO dianggap sebagai "organisasi jahat".
"Itulah sebabnya kami memutuskan untuk meninggalkan organisasi jahat yang menjadi lengan pelaksana dari eksperimen pengendalian sosial terbesar dalam sejarah," tulis Milei, dikutip dari Al Jazeera Kamis (6/2/2025).
Pernyataan tersebut kemudian ditegaskan oleh juru bicara kepresidenan, Manuel Adorni, dalam sebuah konferensi pers.
“Presiden (Javier) Milei menginstruksikan (menteri luar negeri) Gerardo Werthein untuk menarik keikutsertaan Argentina dalam Organisasi Kesehatan Dunia,” kata Adorni, dikutip dari CNN.
Adorni menambahkan bahwa Argentina tidak akan membiarkan organisasi internasional campur tangan dalam pengawasan negara, terutama urusan dalam kesehatan.
“Kami, warga Argentina, tidak akan membiarkan organisasi internasional campur tangan terhadap kedaulatan kami, apalagi kesehatan kami,” imbuhnya.
Menurut Adorni, keputusan Argentina didorong oleh "perbedaan yang mendalam mengenai manajemen kesehatan, terutama selama pandemi."
Negara ini juga mengajukan pertanyaan mengenai peran organisasi internasional yang didanai oleh banyak negara tetapi dianggap gagal dalam memenuhi tujuan awalnya, yaitu melayani kesehatan global tanpa terlibat dalam politik internasional.
“Komunitas internasional harus segera memikirkan kembali mengapa organisasi supranasional ada, yang didanai oleh semua orang, yang tidak memenuhi tujuan penciptaannya, terlibat dalam politik internasional, dan berupaya memaksakan diri di atas negara-negara anggota,” bunyi pernyataan tersebut.
Meski WHO memiliki peran di Argentina, Adorni menegaskan bahwa negara-negara tersebut tidak menerima dana dari WHO untuk manajemen kesehatan.
Baca Juga : Pemkot Malang Sesuaikan Aturan Baru Presiden dengan Musrenbang
Oleh karena itu, pengunduran diri ini tidak akan mempengaruhi kualitas layanan kesehatan di negara tersebut. "Keputusan ini memberikan harapan yang lebih besar untuk menerapkan kebijakan demi kepentingan Argentina dan ketersediaan sumber daya yang lebih besar," ujar Adorni.
Namun hingga saat ini, WHO belum memberi tanggapan apapun terkait keputusan Argentina.
Dikutip berbagai sumber, pada tahun 2022 dan 2023, Argentina menyumbang sekitar US$8,75 juta (Rp142,7 miliar) kepada WHO. Nominal tersebut setara dengan 0,11 persen dari anggaran WHO.
Argentina diperkirakan akan menyumbang sekitar US$8,25 juta (Rp134,6 miliar) untuk siklus 2024-2025. Namun, Argentina tidak menerima dana bantuan langsung dari WHO, yang berarti keputusan ini tidak akan mengurangi pendanaan bagi negara tersebut.
Sebelumnya Trump memutuskan bahwa AS keluar dari keanggotaan WHO. Keputusannya itu diambil karena ia menilai WHO telah gagal membendung pandemi Covid-19.
"Mungkin kami akan mempertimbangkan gabung kembali (ke WHO), saya tidak tahu. Mungkin kami akan melakukannya. Mereka (WHO) harus membereskan semuanya dahulu," kata Trump di Las Vegas, Sabtu (25/1), dikutip dari South China Morning Post.
Trump mengumumkan AS keluar dari WHO hanya beberapa saat setelah ia dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari.