Desakan PSU Mencuat, Warga Kota Blitar: Legowo Saja, Jangan Buang-Buang Energi
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
13 - Dec - 2024, 10:42
JATIMTIMES- Desakan Pemungutan Suara Ulang (PSU) dalam Pilkada Kota Blitar 2024 mendapat respons tegas dari warga. Dalam talkshow yang disiarkan secara langsung oleh Radio Mayangkara FM, Kamis, 12 Desember 2024, mayoritas warga menolak gagasan PSU dan meminta pasangan calon nomor urut 1, Bambang Riyanto dan Bayu Setyo Kuncoro, untuk menerima kekalahan dengan besar hati.
Talkshow yang bertema “Ketidakpuasan Paslon 01: Saksi Enggan Tanda Tangan Berita Acara Pemilihan” ini menjadi ruang bagi suara masyarakat. Salah seorang warga Sukorejo, Wahyu, menegaskan bahwa hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah sah dan seharusnya dihormati oleh semua pihak.
Baca Juga : Sempat Ada Saling Ejek di Laga Arema FC vs Persis Solo, Suporter Dikawal Hingga Perbatasan
“Ini sudah keputusan. Ini hasil dari kerja keras KPU juga. Jadi saya menerima saja,” ujar Wahyu dalam siaran tersebut. Ia mengingatkan bahwa pihak yang tidak puas memiliki hak untuk menggugat hasil ke Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, baginya langkah tersebut tidak perlu jika memang tidak ada bukti pelanggaran serius.
“Kalau tidak menerima bisa gugat ke MK, itu hak. Tapi seharusnya lebih legowo saja,” kata Wahyu menambahkan.
Senada dengan Wahyu, Dani, warga Kepanjen Kidul, menilai Pilkada di Kota Blitar telah berjalan dengan baik dan transparan. Menurutnya, mempertanyakan hasil pemilihan hanya akan menambah polemik yang tidak perlu.
“Dari pemungutan suara hingga penetapan, saya melihat semuanya berjalan dengan baik,” ujar Dani. Baginya, hasil Pilkada ini adalah keputusan terbaik yang patut diterima oleh semua pihak.
Lebih lanjut, Dani menegaskan jika PSU benar-benar terjadi, ia tidak akan berpartisipasi lagi. Sikapnya tegas: PSU hanya akan membuang energi dan biaya.
“Kalau ada pemungutan suara ulang, saya pribadi tidak mau memilih,” katanya. “Ini saja saya rasa sudah baik tapi masih ada perselisihan. Kalau PSU terjadi dan konflik muncul lagi, itu hanya buang-buang tenaga dan biaya. Lebih baik menerima keputusan KPU,” sambung Dani.
Pernyataan Dani dan Wahyu mencerminkan kelelahan warga Kota Blitar terhadap polemik yang terus bergulir pasca-Pilkada. Alih-alih fokus pada pembangunan kota, masyarakat justru dihadapkan pada potensi konflik berkepanjangan.
Di sisi lain, isu dugaan pengkondisian PSU yang viral di media sosial menambah panas situasi politik Kota Blitar...