IDI Kota Purbalingga Memberikan Informasi Pengobatan yang Tepat bagi Penderita Hemophobia
Reporter
Pipit Anggraeni
Editor
Redaksi
24 - Nov - 2024, 10:33
JATIMTIMES - Salah satu gangguan kesehatan yang mungkin sebagian masyarakat Indonesia pernah mengalaminya adalah Hemophobia. Hemophobia atau fobia darah adalah gangguan psikologis yang ditandai dengan rasa takut berlebih terhadap darah. Penderita hemophobia dapat mengalami reaksi fisik dan emosional yang kuat ketika melihat atau membayangkan darah. Hemophobia dapat mengganggu kehidupan sehari-hari penderitanya. Jika tidak ditangani, fobia ini dapat berdampak serius, seperti menimbulkan fobia lainnya atau mengganggu kesehatan.
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia, didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Purbalingga adalah organisasi profesi yang berfungsi untuk menaungi dan mengembangkan profesi dokter di wilayah Purbalingga, Jawa Tengah. IDI Kota Purbalingga berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pembangunan kesehatan di daerahnya, serta mendukung dokter dalam menjalankan tugas profesional mereka.
Baca Juga : IDI Kota Semarang Memberikan Tips dan Pengobatan yang Tepat bagi Penderita Penyakit Gondongan
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Purbalingga saat ini telah meneliti terkait gangguan kesehatan Hemophobia. Apa saja faktor penyebab terjadinya hemophobia serta obat yang bisa meringankan pada penderitanya.
Apa saja faktor penyebab seseorang mengalami hemophobia?
(Foto oleh Photobuay dari iStockphoto)
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kota Purbalingga dengan alamat website idikotapurbalingga.org menjelaskan bahwa hemophobia, atau fobia darah, adalah ketakutan berlebihan terhadap darah yang dapat memicu reaksi cemas yang ekstrem. Beberapa faktor penyebab hemophobia meliputi:
1. Respons Vasovagal
Sekitar 80% penderita hemophobia mengalami respons vasovagal, di mana melihat darah dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan detak jantung, yang sering kali berujung pada pingsan. Reaksi ini dapat memperkuat ketakutan terhadap darah karena pengalaman pingsan itu sendiri menjadi traumatis.