JATIMTIMES - Salah satu gangguan kesehatan yang mungkin sebagian masyarakat Indonesia pernah mengalaminya adalah Hemophobia. Hemophobia atau fobia darah adalah gangguan psikologis yang ditandai dengan rasa takut berlebih terhadap darah. Penderita hemophobia dapat mengalami reaksi fisik dan emosional yang kuat ketika melihat atau membayangkan darah. Hemophobia dapat mengganggu kehidupan sehari-hari penderitanya. Jika tidak ditangani, fobia ini dapat berdampak serius, seperti menimbulkan fobia lainnya atau mengganggu kesehatan.
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia, didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Purbalingga adalah organisasi profesi yang berfungsi untuk menaungi dan mengembangkan profesi dokter di wilayah Purbalingga, Jawa Tengah. IDI Kota Purbalingga berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pembangunan kesehatan di daerahnya, serta mendukung dokter dalam menjalankan tugas profesional mereka.
Baca Juga : IDI Kota Semarang Memberikan Tips dan Pengobatan yang Tepat bagi Penderita Penyakit Gondongan
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Purbalingga saat ini telah meneliti terkait gangguan kesehatan Hemophobia. Apa saja faktor penyebab terjadinya hemophobia serta obat yang bisa meringankan pada penderitanya.
Apa saja faktor penyebab seseorang mengalami hemophobia?
(Foto oleh Photobuay dari iStockphoto)
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kota Purbalingga dengan alamat website idikotapurbalingga.org menjelaskan bahwa hemophobia, atau fobia darah, adalah ketakutan berlebihan terhadap darah yang dapat memicu reaksi cemas yang ekstrem. Beberapa faktor penyebab hemophobia meliputi:
1. Respons Vasovagal
Sekitar 80% penderita hemophobia mengalami respons vasovagal, di mana melihat darah dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan detak jantung, yang sering kali berujung pada pingsan. Reaksi ini dapat memperkuat ketakutan terhadap darah karena pengalaman pingsan itu sendiri menjadi traumatis.
2. Adanya faktor keturunan atau genetik
Ada kemungkinan bahwa hemophobia dapat diturunkan dalam keluarga. Individu dengan riwayat keluarga yang memiliki fobia serupa mungkin lebih rentan untuk mengembangkan kondisi ini.
3. Pola asuh orang tua
Pola pengasuhan yang terlalu protektif atau orang tua yang menunjukkan ketakutan berlebihan terhadap darah dapat mempengaruhi anak untuk mengembangkan fobia tersebut. Anak-anak mungkin belajar untuk takut ketika melihat reaksi orang tua mereka terhadap darah.
4. Kesehatan mental dan fobia
Gangguan kecemasan atau kondisi mental lainnya, seperti depresi, dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hemophobia. Selain itu, hemophobia sering kali muncul bersamaan dengan fobia lain, seperti trypanophobia (takut jarum suntik) atau nosocomephobia (takut rumah sakit), yang dapat memperburuk ketakutan terhadap darah.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengatasi gangguan hemophobia?
IDI Kota Purbalingga telah merangkum cara mengatasi gejala hemophobia. Untuk mengatasi hemophobia, atau fobia terhadap darah, terdapat beberapa jenis obat yang dapat direkomendasikan. Berikut adalah beberapa kategori obat yang umumnya digunakan meliputi:
Baca Juga : Bukan Makan Terus-menerus, Ini Tips Sehat dan Aman Menaikkan Berat Badan Menurut Ahli
1. Obat Antidepresan
Sertraline, fluoxetine, dan paroxetine merupakan obat yang dapat membantu mengurangi gejala kecemasan dan depresi yang sering menyertai hemophobia. Mereka bekerja dengan meningkatkan kadar neurotransmitter di otak yang berperan dalam mood.
2. Obat Anti-Kecemasan
Diazepam (Valium), lorazepam (Ativan), dan alprazolam (Xanax) adalah obat yang dapat mengendalikan kecemasan yang muncul saat penderita menghadapi situasi yang berkaitan dengan darah. Namun, penggunaannya harus diawasi karena potensi ketergantungan.
3. Obat Penenang
Obat penenang dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi gejala fisik yang muncul saat menghadapi ketakutan.
Obat-obatan biasanya digunakan bersamaan dengan terapi psikologis untuk hasil yang lebih baik. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat sesuai kebutuhan individu.
Dapatkan tips kesehatan lainnya dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Purbalingga beralamat idikotapurbalingga.org serta konsultasi kesehatan secara gratis.