Angka Prevalensi Gangguan Jiwa Tinggi, PAFI Sarankan Hal Ini
Reporter
Pipit Anggraeni
Editor
Redaksi
08 - Nov - 2024, 09:43
JATIMTIMES – Angka prevalensi gangguan jiwa di Indoensia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini membuat para ahli dan Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) terus berupaya dalam mengurangi gangguan jiwa yang bisa menyerang masyarakat dari berbagai kalangan dan usia. Selain aktif melakukan edukasi mengenai kesehatan mental, PAFI juga aktif menyuarakan berbagai saran bagi apoteker dan farmasi di Indonesia berperan aktif
Melalui situs pafikabgunungkidul.org, PAFI menjelaskan jika gangguan jiwa merupakan kondisi yang mempengaruhi pola pikir, suasana hati, dan perilaku seseorang. Gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang ketika gangguan mental yang dialami tidak ditangani dengan baik. Sehingga, perlu dilakukan penanganan yang tepat agar tak terjadi gangguan jiwa. Beberapa jenis gangguan mental yang umum terjadi menurut PAFI adalah depresi, gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (ODC) dan psikologis.
Baca Juga : Anak Terserang Gondongan, Ini Obat yang Disarankan PAFI
Untuk menangani permasalahan tersebut, beberapa langkah tepat bisa diambil. Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Prof. Apt. Irma Melyani Puspitasari, PhD, sebagaimana dikutip dari website Universitas Padjajaran menjelaskan jika pelayanan farmasi klinik turut berperan dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan kegiatan pelayanan farmasi klinik sesuai standar pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan.
Kegiatan pelayanan itu meliputi pengkajian dan pelayanan resep, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat gangguan kesehatan jiwa, pemantauan terapi obat untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien, dan monitoring efek samping obat. Selain itu, peninjauan interaksi obat juga harus diperhatikan.
Di sisi lain, apoteker dapat berkolaborasi dengan dokter, perawat, dan tenaga kesehatan jiwa dalam memberikan terapi obat dan pencegahan masalah terkait obat. Kolaborasi tersebut tentu dapat mengurangi kesalahan klinis, meningkatkan kualitas perawatan pasien, dan meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien.
Apoteker dalam hal ini juga berperan dalam membantu mengurangi prevalensi gangguan kesehatan jiwa di Indonesia melalui promosi dan edukasi tentang kesehatan jiwa kepada masyarakat. Hal ini bertujuan mengurangi perspektif negatif dari masyarakat mengenai gangguan kesehatan jiwa...