Peringatan Hari Santri, Rektor UIN Malang: Momen Pengingat Sejarah dan Tanggung Jawab
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Nurlayla Ratri
22 - Oct - 2024, 03:23
JATIMTIMES - Hari Santri Nasional diperingati oleh banyak pihak, tak terkecuali Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang. Selasa, (22/10/2024), seluruh sivitas yang terdiri dari Dosen, pegawai hingga mahasiswa melaksanakan kegiatan apel peringatan Hari Santri.
Apel pagi peringatan Hari Santri Nasional di UIN Malang ini menjadi bukti nyata semangat persatuan dalam memajukan bangsa. Kegiatan ini tidak hanya semata-mata seremonial, namun juga menjadi momentum untuk menginspirasi dan memotivasi masyarakat. Khususnya untuk meneladani nilai-nilai luhur santri dalam membangun Indonesia yang lebih baik.
Rektor UIN Malang, Prof. DR. H. Zainuddin M.A menjelaskan, bahwa apel peringatan Hari Santri ini, tak hanya menjadi momen peringatan sejarah. Melainkan juga pengingat akan tanggung jawab santri dalam berkontribusi bagi masa depan bangsa yang lebih baik.
Baca Juga : 27 Pejabat Negara yang Dilantik Prabowo Hari Ini: Muhadjir, Luhut hingga Wiranto
Lebih dari itu, Hari Santri bukan hanya milik santri di pesantren. Lebih dari itu, Hari Santri juga milik semua kalangan umat Islam dan rakyat Indonesia.
"Hari Santri bukan hanya untuk santri pondok pesantren saja, namun untuk seluruh umat muslim dan seluruh bangsa," tegasnya.
Dalam peringatan Hari Santri Nasional yang mengusung tema "Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan" ini, Prof Zainuddin menegaskan tentang pentingnya mengenang peristiwa bersejarah seperti Resolusi Jihad yang dimaklumatkan oleh Hadratus Syekh Kiai Haji Hasyim Asyari pada 22 Oktober 1945.
Resolusi tersebut menjadi api semangat bagi kaum santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yang puncaknya terjadi pada 10 November 1945, dikenal sebagai Hari Pahlawan.
Lebih lanjut pihaknya menjelaskan, tema yang diusung ditegaskan Prof Zain juga sangat relevan dengan perkembangan dan tantangan perkembangan zaman saat ini. Saat ini, perjuangan santri bukan lagi dengan senjata, melainkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Jika dulu santri berjuang melawan penjajah, kini mereka berjuang melawan kebodohan dan kemunduran. Masa depan Indonesia ada di pundak kalian," ungkapnya...