Ramai Tagar Pray For Borobudur di Medsos, Ada Apa?
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
A Yahya
09 - Sep - 2024, 03:26
JATIMTIMES - Belakangan ini, muncul gerakan "Pray for Borobudur" di kalangan masyarakat yang peduli terhadap warisan budaya Candi Borobudur. Tagar ini mulai ramai diperbincangkan baik oleh komunitas Buddha maupun masyarakat umum. Keresahan mereka bermula dari adanya rencana pemasangan chattra (payung mahkota) di atas stupa induk Candi Borobudur yang akan berlangsung pada 18 September 2024.
Rencana pemasangan chattra ini ditandai dengan beredarnya undangan dari Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI, yang ditandatangani oleh Dirjen Bimas Buddha, Drs. Supriyadi MPd. Acara tersebut direncanakan akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Namun, langkah ini mendapat penolakan dari berbagai pihak, terutama dari kalangan akademisi, arkeolog, dan pengelola warisan budaya.
Baca Juga : Gus Sakti Kena Getah Yasmin Nur yang Jumawa Bisa Penjarakan Orang dengan Operasi Khusus
Perdebatan terkait chattra di Candi Borobudur bukanlah hal baru. Sejarahnya bermula dari pemugaran Candi Borobudur yang dilakukan oleh Theodoor van Erp pada tahun 1907-1911. Pada saat itu, Van Erp memasang chattra di atas stupa induk Borobudur. Namun, kemudian Van Erp sendiri memutuskan untuk mencopot chattra tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan bentuk asli dan filosofi Borobudur.
Guru Besar Arkeologi UGM, Prof. Dr. Timbul Haryono, menyatakan bahwa pemasangan chattra di puncak Borobudur tidak seharusnya dilakukan.
"Pendapat saya dengan yang dulu sama, bahwa chattra tidak perlu dipasang. Kalau yang memasang Kemenag itu malah ‘dagelan tingkat tinggi’. Borobudur itu milik dunia, warisan dunia. Bukan warisan mereka saja,” tegas Prof. Timbul, dilansir Bernasid, Senin (9/9/2024).
Menurutnya, Candi Borobudur merupakan warisan budaya dunia yang harus dijaga keasliannya, bukan dimodifikasi sesuai kepentingan pihak tertentu.
Penolakan terhadap rencana pemasangan chattra juga disampaikan oleh Balai Konservasi Borobudur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, serpihan chattra yang ditemukan Van Erp ternyata berasal dari stupa perabuan yang ada di sekitar Borobudur, bukan dari stupa induk.
Menurut Dr...