Sejarah Singapura: dari Desa Nelayan Kecil Hingga Menjadi Negara Maju yang Berpengaruh di Asia
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
A Yahya
28 - Aug - 2024, 11:05
JATIMTIMES - Singapura dikenal sebagai salah satu negara maju dan berpengaruh di Asia, memiliki sejarah panjang yang menarik. Awalnya, Singapura hanyalah sebuah desa nelayan kecil yang tidak dikenal. Namun, lokasinya yang sangat strategis di jalur perdagangan Selat Malaka membuat Singapura menjadi incaran banyak kerajaan dan bangsa.
Transformasi Singapura dari desa kecil hingga menjadi pusat keuangan global adalah cerita yang dipenuhi dengan tantangan dan peluang. Bagaimana kisahnya?
Baca Juga : Wanita Harus Tahu! Ini Tips Mencegah Menopause Dini ala dr Boyke
Melansir utas Pebmosby di X yang mengutip National Library Online, pada awal abad ke-19, Singapura merupakan bagian dari Kesultanan Johor, sebuah kerajaan Melayu yang menguasai Semenanjung Malaya dan Kepulauan Riau.
Singapura saat itu hanyalah sebuah desa nelayan kecil yang terletak di jalur strategis perdagangan internasional. Namun, potensi strategis dari lokasinya tidak luput dari perhatian seorang pejabat dari British East India Company, Sir Stamford Raffles.
Pada tahun 1819, Raffles tiba di Singapura dan melihatnya sebagai lokasi ideal untuk mendirikan pelabuhan bebas yang dapat bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan lain di wilayah tersebut, terutama yang dikuasai oleh Belanda.
Pada tanggal 6 Februari 1819, Sir Stamford Raffles menandatangani perjanjian dengan Sultan Hussein Shah dari Johor dan Temenggong Abdul Rahman. Perjanjian ini memberi izin kepada Inggris untuk mendirikan sebuah stasiun perdagangan di Singapura.
Tidak butuh waktu lama, Singapura mulai berkembang pesat sebagai pusat perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara. Pedagang dari berbagai negara, termasuk Cina, India, Arab, dan Eropa, mulai berdatangan ke Singapura untuk memperjualbelikan barang-barang dagangan mereka.
Pada tahun 1826, Singapura menjadi bagian dari British Straits Settlements, bersama dengan Penang dan Malaka. Kemudian, pada tahun 1867, Straits Settlements berubah status menjadi koloni mahkota Inggris, yang berarti Singapura berada langsung di bawah kekuasaan Inggris.
Selama periode ini, Singapura berkembang tidak hanya sebagai pusat perdagangan, tetapi juga sebagai pusat administrasi di Asia Tenggara.
Saat Perang Dunia II pecah, Singapura menjadi target penting bagi Jepang karena posisinya yang strategis...