Mengenang Kapten Kasihin, Pahlawan Pejuang Kemerdekaan RI Asal Tulungagung
Reporter
Aries Marthadinaja
Editor
A Yahya
24 - Aug - 2024, 07:37
JATIMTIMES - Kapten Kasihin adalah nama seorang pahlawan pejuang kemerdekaan RI asal Tulungagung. Kapten Kasihin lahir pada tahun 1922 dari pasangan Moesahab Toemoedihardjo dan Markinah yang tinggal di Desa Kalangbret Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung. Dia merupakan putra nomor sepuluh dari total sebelas bersaudara.
Perjuangan Kapten Kasihin, seorang pahlawan dari Tulungagung, menjadi teladan heroik dalam sejarah perlawanan melawan penjajah di Indonesia pasca kemerdekaan. Pria yang sejak muda telah mengabdikan dirinya di dunia militer ini menunjukkan jiwa patriotisme yang sangat tinggi.
Baca Juga : Besok, 790 Cyclist Ramaikan Pedalling for Freedom
Namun, pengorbanannya untuk membela Tanah Air harus dibayar dengan nyawanya sendiri. Kapten Kasihin gugur di usia yang sangat muda, meninggalkan kisah perjuangan yang menginspirasi generasi selanjutnya.
Pria yang memiliki nama lengkap Kasihin Hadi Soetomo, yang kemudian dikenal sebagai Kapten Kasihin, menunjukkan komitmen yang luar biasa terhadap bangsa dan negara Indonesia. Kecintaannya pada Tanah Air menjadi alasan utama mengapa ia memilih untuk mengabdikan dirinya sebagai tentara angkatan darat (AD).
Dengan tekad yang kuat dan kemampuan militer yang mumpuni, kariernya di dunia militer berkembang pesat. Pada usia yang baru menginjak tiga puluh tahun, Kasihin sudah mencapai pangkat kapten, sebuah pencapaian yang menunjukkan dedikasi dan keberaniannya dalam membela negara.
Puncak dari perjuangan Kapten Kasihin terjadi saat ia bertugas di Nganjuk, tepatnya di Desa Kedungombo, Kecamatan Tanjunganom pada bulan April 1949. Tempat ini dipilih sebagai markas Batalyon 22/Sriti, di mana Kapten Kasihin menjabat sebagai Komandan Kompi III.
Desa Kedungombo menjadi daerah basis militer yang ada di sebelah barat Sungai Brantas. Beberapa kesatuan lain seperti Seorti CPM, Yon 38 Resimen 34 Surabaya (Marinir), Barisan M, Barisan Rahasia (BARA), dan Batalyon Pancawati (tidak menetap) juga menetapkan Kedungombo sebagai pusat strategi.
Mereka menempati rumah-rumah penduduk setempat yang memungkinkan mereka tempati sebagai markas perjuangan. Sementara Kapten Kasihin, Letnan Siswohandjojo dan Letnan Joesoef di rumah Bapak Poerwodiharjo.
Pejabat pemerintahan Kabupaten Nganjuk ketika itu juga ada disana seperti Bupati Nganjuk Mr. Gondowardojo dan Patih Djojokoesoemo di rumah Bapak H...