Lonjakan Kasus TBC Kabupaten Blitar: Lima Bulan Pertama 2024, 30 Orang Meninggal Dunia
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Dede Nana
22 - Jun - 2024, 03:40
JATIMTIMES - Kasus Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Blitar mengalami peningkatan yang signifikan sepanjang tahun 2024. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar menunjukkan bahwa sejak Januari hingga Mei 2024, tercatat sebanyak 591 orang menderita penyakit ini. Dari jumlah tersebut, 30 penderita TBC telah meninggal dunia.
Eko Wahyudi, Subko Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mengungkapkan bahwa semua pasien yang meninggal tersebut sudah dalam tahap penanganan medis.
Baca Juga : Pemkot Blitar Perketat Pengamanan untuk BEN Carnival 2024: Barikade di Alun-Alun Akan Ditambah
"Untuk 30 orang yang meninggal mereka sudah menjalani pengobatan sesuai protokol yang ada. Pengobatan TBC memang memerlukan waktu yang cukup panjang, antara 6 hingga 8 bulan tergantung dari berat ringannya penyakit," jelas Eko pada Jumat (21/6/2024).
Eko juga menyampaikan bahwa penderita TBC di Kabupaten Blitar paling banyak berasal dari kelompok usia lanjut. "Dari data yang kami miliki, usia di atas 65 tahun merupakan kelompok dengan jumlah penderita tertinggi, yaitu 141 orang. Disusul oleh kelompok usia 55 hingga 65 tahun, dan kemudian usia 45 hingga 54 tahun," tambahnya.
Selain itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar juga mencatat kasus TBC pada anak-anak. Sebanyak 46 anak diketahui menderita TBC selama periode tersebut. Ini menandakan bahwa penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak, yang menjadikannya semakin mengkhawatirkan.
Eko menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala yang mengarah pada TBC. "Kami sangat mengimbau masyarakat untuk segera periksa ke puskesmas atau rumah sakit jika mengalami batuk yang tidak sembuh-sembuh selama berbulan-bulan, terutama jika disertai dengan penurunan berat badan dan gejala lain yang mencurigakan," tutur Eko.
Dia menambahkan bahwa deteksi dini dan pengobatan yang tepat waktu sangat penting untuk mencegah komplikasi dan penyebaran lebih lanjut.
Baca Juga : Baca Selengkapnya