Gus Baha Ungkap Kiblat yang Benar, Berbanding Terbalik dengan Anjuran Kemenag
Reporter
Mutmainah J
Editor
Nurlayla Ratri
02 - Jun - 2024, 01:53
JATIMTIMES - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab dengan sapaan Gus Baha membahas perihal kiblat yang beberapa waktu yang lalu mendapat perhatian dari Kementerian Agama (Kemenag).
Diketahui jika beberapa waktu lalu fenomena alam terjadi di Mekkah. Fenomena tersebut adalah rashdul kiblat. Rashdul kiblat sendiri berarti momen di mana posisi matahari persis di atas Ka’bah, yang mana posisi matahari senilai dengan lintang Ka’bah, yaitu 21 derajat 25’.
Baca Juga : Faktor Ini Buat Gen Z Sulit Beli Rumah, Ini Kata Pakar Manajemen
Melansir kanal YouTube @Takmir Al Mu’min pada Minggu, (2/6/2024) Gus Baha menanggapi langkah Kementerian Agama yang mengukur arah kiblat menggunakan GPS.
"Kemarin kan ramai di Kemenag. Kiblat semuanya diukur dengan GPS, terus beberapa masjid dikomentari salah, karena diukur pakai GPS,” ungkap Gus Baha.
“Kalau dalam bahasa Falaq itu Yauma Rashdul Qiblat, memang bisa dilacak secara ilmu pengetahuan,” sambungnya.
Menanggapi hal itu, Gus Baha menyitir firman Allah SWT, yakni surah Al-Baqarah ayat 144 yang berbunyi:
فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ
Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.”
“Kamu yang penting sholat menghadap masjid haram. Masjid itu ya bangunan,” terang Gus Baha.
“Sehingga kata Ibnu Abbas yang diriwayatkan banyak ulama mengatakan, “Al-Ka’bah li qiblatu liahlil masjid, wal masjidu liqiblati ahlil haram, wal haram qiblatun li ahlil masyriq wal maghrib,” lanjutnya.
Gus Baha lalu memaparkan pandangan Ibnu Abbas yang banyak dirujuk oleh para ulama.
“Jadi kalau orang di dalam masjid (Masjidil Haram), kiblatnya harus Ka’bah, di luar masjid kiblatnya asal bangunan Masjidil Haram,” paparnya.
“Tapi di luar sini, seperti di Indonesia, boleh semua Tanah Haram,” sambungnya.
Baca Juga : Baca Selengkapnya