Cak Imin dan Mahfud MD Kompak Sebut Food Estate Gagal, Benarkah?
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
23 - Jan - 2024, 12:02
JATIMTIMES - Debat cawapres Pilpres 2024 kedua sekaligus terakhir telah digelar pada Minggu (21/1/2024) malam. Dalam paparan visi misi, cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan 03 Mahfud MD sama-sama menyinggung gagalnya program Food Estate atau Lumbung Pangan.
Dalam pernyataannya, Cak Imin mengaku prihatin dengan upaya pengadaan pangan nasional yang dilakukan dengan Food Estate. "Food Estate terbukti mengabaikan petani kita, meninggalkan masyarakat adat kita, menghasilkan konflik agraria dan bahkan merusak lingkungan kita. Ini harus dihentikan," jelasnya.
Baca Juga : Debat Calon Presiden dan Wakil Presiden
Serupa dengan hal itu, di akhir penyampaian visi misinya, Mahfud MD juga mengklaim tidak melihat program pemerintah yang melakukan langkah untuk menjaga kelestarian lingkungan alam. Oleh karenanya, ia mengklaim memiliki program Petani Bangga Bertani di Laut Jaya Nelayan Sejahtera.
"Jangan misalnya seperti (program) Food Estate yang gagal merusak lingkungan, yang bener aja dong rugi dong kita," pungkas Mahfud MD.
Lantas benarkah klaim Cak Imin dan Mahfud MD soal gagalnya Food Estate?
Melansir dari Jurnal Analisis, implementasi program food estate diklaim sebagai solusi ketahanan pangan Indonesia. Menurut dosen Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia, Masitoh Nur Rohma food estate memang benar gagal.
Menurut Masitoh, program food estate yang dilaksanakan mulai 2020 di Kalimantan Tengah dengan luas 30.000 hektare dari bekas proyek lahan gambut dengan komoditas padi dinyatakan gagal.
Gagalnya program food estate di Kalteng terjadi karena beberapa faktor. Berikut ini alasanya, melansir Antara, Senin (22/1/2024):
● Faktor terjadi pemaksaan perubahan pola tanam yang mengakibatkan gagal panen hasil produksi yang tidak maksimal untuk periode selanjutnya,
● Masih gagalnya implementasi kegiatan skema ekstensifikasi di kawasan pertanian yang tidak berjalan maksimal,
● Pembukaan lahan yang dilakukan oleh pemerintah masih belum siap untuk ditanam karena masih banyak kayu dan akar yang tidak dibersihkan,
● Masih banyak saluran air tidak dibuat untuk jalur irigasi pertanian,
● Tidak melibatkan masyarakat terkait pembangunan food estate sehingga masih banyak informasi yang terlewat dan kurangnya partisipasi dari masyarakat.
Selain itu, program food estate yang dilaksanakan mulai 2021 di Gunung Mas dengan luas 31...