Mengulik Sejarah Masuknya Islam di Negeri Sakura Jepang
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Yunan Helmy
30 - Oct - 2022, 03:25
JATIMTIMES - Mayoritas penduduk Jepang diketahui banyak yang menganut agama Shinto dan Buddha. Untuk agama Islam, jumlah penganutnya belum ada satu persen dari keseluruhan penduduk Jepang.
Dihimpun dari beragam sumber, Islam di Jepang juga terus bertumbuh. Bahkan masuknya islam ke Negeri Sakura ini terbilang unik dan menarik. Sebab, Islam masuk ke Jepang bukan karena adanya orang secara sengaja berdakwah, tetapi karena adanya permintaan dari seorrang kaisar di Jepang yang bernama Mutsuhito.
Baca Juga : Peringati Hari Santri Nasional dan Sumpah Pemuda, YPSM Bhakti Nagari Gelar Seminar
Kaisar Mutsuhito atau dikenal dengan nama Kaisar Meiji adalah putra Kaisar Komei dan selirnya, Nakayama Yhosiko. Ia lahir di Kyoto, Jepang, pada 3 November 1852.
Kaisar Meiji mulai berkuasa saat umur 15 tahun, yakni sejak 3 Februari 1867 sebagai kaisar ke-122. Di masa kekuasaannya, Kaisar Meiji dipandang sebagai kaisar yang bertanggung jawab atas kemajuan modernisasi dan pembangunan di Jepang.
Di masa kekaisarannya juga, Kaisar Meiji menjadi orang yang bertanggung jawab atas pindahnya ibu kota Jepang yang semula di Kyoto ke Edo atau saat ini disebut Tokyo.
Pada tahun 1868, dimulailah era Renaisans Jepang atau biasa disebut dengan era Meiji. Di era itu hanya ada dua negara Asia yang menikmati kemerdekaan. Yakni kekaisaran Ottoman dan Jepang. Keduanya merasa senasib karena di bawah tekanan negara Barat. Karena senasib, mereka berdua memutuskan untuk menjalin persahabatan dan saling berkunjung.
Di tengah-tengah membangun Jepang, Kaisar Meiji merasa ada yang kurang dari negaranya. Setelah merenung dan memikirkan matang-matang, Kaisar Meiji memutuskan mengungkapkan keresahan hatinya dalam sebuah surat yang dia tujukan kepada Khalifah Abdul Hamid II, khalifah Islam dari Dinasti Ottoman di Istanbul.
"Kita berdua sama-sama raja dari timur. Dan tentu saja demi kepentingan satu sama lain dan rakyat agar menjalin hubungan persahabatan dan saling bekerja sama, seperti para masyarakat Barat yang memandang kita sebagai 'satu', yaitu orang Timur," isi surat Kaisar Meiji.
"Saya melihat orang-orang Barat mengirimkan misionaris ke negara kami untuk menyebarkan agama mereka karena kebebasan agama yang ada di negara kami. Saya melihat Anda tidak melakukan hal yang sama...