Bicara Perihal Konsorsium 303, Irjen Napoleon Sebut Kaderisasi yang Dikarbit, Singgung Sambo?
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
A Yahya
26 - Aug - 2022, 07:44
JATIMTIMES - Irjen Napoleon Bonaparte berkomentar perihal bagan Konsorsium 303 yang menyebutkan nama sejumlah jenderal dan perwira polisi. Mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, mempertanyakan mengapa sampai muncul bagan.
"Itu siapa yang buat? betul apa tidaknya saya juga tidak tahu. Karena apa ya, Semua itu harus ada bukti. kalau ada bukti ada pidana, silahkan dipidana, bertanggung jawab masing-masing, tapi yang jadi pertanyaan mengapa ada itu?," ungkapnya diolah dari kanal YouTube Tribun (26/8/2022).
Baca Juga : Kerap COD Sabu, Pemuda Kasembon Diamankan Polisi di Karangploso
Menurutnya, munculnya bagan Konsorsium ini karena ada sebab akibat, hingga Napoleon menyampaikan peribahasa, "Tak ada asap kalau tak ada api. Kenapa bukan saya yang ditunjuk sebagai kepala konsorsium?. Karena mungkin tidak ada indikasi," katanya.
Lebih lanjut, Napoleon menyinggung perihal sistem kaderisasi. Menurut Napoleon, sistem kaderisasi yang terjadi di jajaran kepolisian kurang tepat. Dalam penjelasannya, mengarah pada kaderisasi yang dikarbit sehingga dapat melompati para senior.
"Ini semua akibat dari sistem kaderisasi yang tidak tepat seperti seharusnya. Kenyataannya kita melihat beberapa orang dikarbit ya, begitu cepat melompati senior-seniornya hanya karena dia bekas ajudan, bekas itu, bekas sespri," tuturnya.
Pihaknya menyebut, banyak para junior yang melompati seniornya. Padahal masih banyak di luaran perwira cerdas dan mempunyai integritas, tapi tidak terlihat dan tidak terpilih, akan tetapi sebenarnya pantas untuk diberikan kenaikan pangkat.
"Banyak perwira brilian, cerdas, punya integritas yang tidak terlihat, tidak terpilih, hanya karena mereka cenderung tak suka menjilat, mereka bekerja dan idealis," jelasnya.
Para perwira itu, disampaikan Napoleon banyak tersebar dari Sabang sampai Merauke. Bahkan ia menyebut sosok personel tersebut banyak dijumpai pelosok-pelosok.
"Saya bukan dinas di Jakarta saja, pelosok-pelosok sudah tahu, saya banyak melihat yang seperti itu, tapi tidak terlihat karena mereka tidak tampil di depan api, tidak dekat api sehingga tidak terima kepanasan," ujarnya.
Baca Juga : Baca Selengkapnya